JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Ditjen PAUD Dikdasmen, Aswin Wihdiyanto mengatakan Festival Kurikulum Merdeka ini bukanlah sebuah festival biasa tapi ruang berbagi dan saling menginspirasi baik itu satuan pendidik maupun tenaga pendidik, masyarakat pihak swasta dan pemerintah pusat serta daerah.
Misalnya praktek baik disuatu daerah mungkin bisa menginspirasi, sehingga bisa diterapkan daerah lain tapi disesuaikan dengan ke arifan lokal," ujar dia saat ditemui sumateraekspres, di Jakarta, Jumat (5/7/2024)
Menurut dia, festival ini dibuat untuk membangkitkan semangat tahun ajaran baru dan sebagai tolak ukur bagaimana kurikurum merdeka bisa digunakan disatuan-satuan pendidikan.
BACA JUGA:Kesaksian Jemaah Haji Palembang dan OKU Timur tentang Layanan Haji Tahun Ini
BACA JUGA:Universitas Terbuka Palembang Resmikan 6 Sentra Layanan Baru, Permudah Akses Pendidikan Tinggi
Bagi kami semua itu tidak terlepas dari adanya tantangan tapi ada acara untuk penguatan arah perbaikan. Kita bisa lihat bagaimana pemerintah akan mencari solusinya untuk mengimplementasikan teknologi didaerah secara bertahap dan bersinambungan dalam kurikulum merdeka," kata Aswin.
Selanjutnya, penerapan kurikurum merdeka itu fleksibel menjadi kunci kurikulum merdeka dan praktek baik itu tidak sepenuhnya dicontoh secara utuh daerah lain mungkin disesuaikan aja dengan daerah tersebut.
BACA JUGA:Jangan Abaikan, Yuk Kenali 6 Tanda Kista yang Perlu Diwaspadai Wanita!
BACA JUGA:Olahraga Pagi: Haruskah Sarapan Dulu? Yuk Simak Manfaat dan Waktu Terbaik Sarapan Sebelum Olahraga!
"Berdasarkan informasi sudah 82 persen yang sudah menerapkan kurikurulum merdeka secara sukarela. kami optimis, sekolah yang belum menerapkan kurikulum merdeka nantinya akan secara sukela menerapkannya. Dan dalam waktu dekat akan terwujud," pungkasnya.