KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Buntut dari petisi yang dilayangkan bidan desa, perawat dan koordinasi imunisasi ke Dinas Kesehatan OKI, akhirnya terhitung sejak kemarin (4/7) Pimpinan Puskesmas Sungai Lumpur mengundurkan diri.
Sekretaris Dinas Kesehatan OKI, Herman SKM mengungkapkan, pagi tadi (4/7) melalui surat permohonan pengunduran diri yang ditandatangani langsung Pimpinan Puskesmas Sungai Lumpur. "Surat pengunduran diri ibu Rita Amrita AM Keb sudah kami terima," terangnya.
Disinggung siapakah yang bakal dilakukan menjadi Plh Pimpinan Puskesmas Sungai Lumpur? Dijelaskan Herman, dirinya tidak bisa menjawabnya karena itu kewenangan Kepala Dinas Kesehatan OKI. Tunggu keputusan dari Kepala Dinas Kesehatan OKI yang memutuskan.
Y, salah satu staf Puskesmas Sungai Lumpur mengaku, lega dengan hasil surat petisi yang dilayangkan. Jadi ke depan berharap penzaliman ini tidak lagi terjadi di Puskesmas Sungai Lumpur.
BACA JUGA:Pengunduran Diri Kepala Puskesmas Sungai Lumpur: Respon atas Petisi Staf, Ini yang Mereka Rasakan!
BACA JUGA:Dinilai Zalim, Tuntut Kepala Puskesmas Diganti, Terjadi di Sungai Lumpur, Kecamatan Cengal
Bagaimana soal hak mereka dari dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), janji ibu Rita Amrita akan membayar semua hak mereka. "Kalau dia bilang lagi menghitung berapa uang yang akan dibayarkan," imbuhnya.
Sayangnya, mereka tidak memberikan deadline waktu pembayaran yang harus dilakukan Rita Amrita itu. Ia juga berharap Rita Amrita bisa memenuhi semua kewajibannya yang selama ini menjadi hak mereka.
Kemudian soal dibuatkan rekening BNI secara kolektif, tapi banyak yang rekeningnya tidak bagikan ini gunakan untuk kepentingan pribadi. Menyalurkan dana BOK ke rekening masing-masing tapi rekening tersebut dipegang oleh pimpinan dapat dikembalikan kepada para petugas imunisasi, bidan desa dan perawat.
Sebelumnya dan rekan lainnya sudah tidak tahan dengan tindakan yang dilakukan Rita Amrita, Kepala Puskesmas Sungai Lumpur yang tidak memberikan hak mereka." Kami sudah bekerja maksimal seperti tahun ini insentif BOK sepeser pun tidak diberikan ratusan juta hak kami tidak dibayarkan,"ungkapnya.
Seperti untuk koordinator imunisasi dana pertemuan sudah surat perintah jalan (SPJ) dari dinas untuk dicairkan uang BOK tapi pimpinan tidak mau memberikannya.
BACA JUGA:Libur Pelayanan Publik Ikut Cuti Bersama, Puskesmas Tetap Stand by di Momen Iduladha
BACA JUGA:Tinggal 4 Puskesmas Belum Paripurna, Perlu Peningkatan Mutu
Kemudian transport pelayanan kesehatan masyarakat ke desa-desa speedboat menggunakan dana pribadi, tapi pada kenyataannya sudah dianggarkan di dalam dana BOK dan itu dikirim anak dari pimpinan Puskesmas Sungai Lumpur untuk kepentingan pribadi." Dia itu membayar sesuka hatinya saja tapi ada yang memang sama sekali tidak dibayarkan,"imbuhnya.
Kemudian staf puskesmas dan bidan desa tidak pernah dijelaskan tugas dan fungsi masing-masing. Lalu pengambilan obat menggunakan uang sendiri untuk dikirim ke Sungai Lumpur memang tidak ada di BOK transport obat, tapi bisa dialihkan apalagi untuk kepentingan puskesmas. "Buktinya dana yang lain bisa dialihkan untuk keperluan pribadi," tutupnya.