Saling Sodok, Rebut Dukungan Parpol

Minggu 30 Jun 2024 - 22:39 WIB
Reporter : Izul
Editor : Edi Sumeks

LUBUKLINGGAU, SUMATERAEKSPRES.ID - Tensi politik di Lubuklinggau semakin memanas. Aksi saling sodok, berebut dukungan partai masih sengit terjadi antara bakal calon wali kota wakil wali kota. Persaingan sengit ini terjadi antara pasangan Balon H Rodi Wijaya-Imam Senen dan paslon H Rachmad Hidayat-H Rustam Efendi.

Informasinya, baru baru ini, terdengar adanya penyatuan aspirasi antara H Rodi Wijaya dengan H Habi Asadiki yang tadinya berniat sama-sama maju dalam Pilwako di Lubuklinggau. Penyatuan aspirasi itu difasilitasi kader PKB, H SN Prana Putra Sohe di rumah pribadinya di Kelurahan Sukajadi.

Di sisi lain, pasangan H Rachmat Hidayat-Rustam Efendi mengklaim sudah mengantongi rekomendasi dukungan dari PKB. Tak hanya di situ, aksi saling sodok dukungan juga terjadi terhadap antusias masyarakat.

Bahkan kedua paslon ini sempat bersaing dalam kegiatan amal social, sama sama melaksanakan sunatan masal. Komisioner KPUD Sumsel, Handoko yang menjadi korwil wilayah Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara, tak bisa mengomentari lebih lanjut mengenai potensi balon yang bakal mencalonkan diri. "Itu  kewenangan partai politik, itu bagian dari mereka yang akan mengusulkan calon yang akan mereka usung," jelasnya.

BACA JUGA:Pastikan Maju, Klaim Sudah Ada Dukungan Parpol

BACA JUGA:11 Pimpinan Parpol Lahat Tolak Hasil PUSS, Laporkan KPU-Bawaslu Lahat ke Pusat, Ini Alasannya!

Namun KPUD Provinsi menegaskan, mereka akan fokus dalam pelaksanaan dan tahapan pemilu serentak tersebut agar berjalan dengan lancar sesuai dengan amanat konsitusi dan undang-undang. "Untuk jadwal pendaftaran 27-29 Agustus," tegasnya.

Mantan Ketua Komisioner KPUD Muratara Agus Maryato mengakui, suasana pilkada di kota Lubuklinggau, cukup sengit.  "Karena adanya istilah 'tarung bebas' Pemilu tanpa adanya pesona petahana di Pilkada Kota Lubuklinggau,’’ katanya.

Dia menyoroti, keinginan akan adanya perubahan yang menjadi harapan masyarakat. "Linggau merupakan kota yang berkembang dan transit butuh pemimpin yang kreatif dan mengerti kebutuhan nyata bagi masyarakat urban. Kalo memang terjadi 2 paslon, maka pilihannya butuh perubahan atau tidak," ujarnya yang meminta agar elit politik lebih bijak dan dewasa dalam melakukan edukasi politik ke masyarakat. (*)

 

Kategori :