PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (S2JB) berkomitmen untuk memberikan kompensasi kepada para pelanggan. Khususnya yang terdampak gangguan listrik skala besar atau blackout pada 4 Juni 2024 lalu.
Berdasarkan data PLN, insiden tersebut telah mempengaruhi sekitar 2,1 juta dari 4,3 juta pelanggan PLN UID S2JB. Terkait itu, General Manager PLN UID S2JB, Adhi Herlambang, menyampaikan permintaan maafnya kepada semua pelanggan yang terdampak.
BACA JUGA:PLN S2JB Siapkan Kompensasi Bagi Korban Blackout di Sumatera Selatan
"Kami sudah menghitung besaran kompensasi dan jumlah pelanggan yang akan diberikan kompensasi. Saat ini menunggu arahan dari PLN pusat yang saat ini masih melakukan investigasi untuk memastikan penyebab terjadinya blackout," jelas Adhi.
Hal itu ia sampaikan usai acara Customer Forum and Stakeholder di Exelton Hotel di Palembang, Rabu (26/6). Adhi menjelaskan, kompensasi yang diberikan PLN berupa pemotongan tagihan bulanan dengan besaran yang bervariasi sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 18 Tahun 2019.
"Ada yang 100 persen, ada yang 200 persen, dan seterusnya. Kompensasi diberikan untuk pelanggan yang mengalami pemadaman minimal selama tujuh jam," jelas Adhi.
Tidak hanya pemotongan tagihan, PLN juga akan memberikan ganti rugi bagi setiap peralatan elektronik milik pelanggan yang mengalami kerusakan akibat blackout.
Proses penggantian peralatan elektronik pelanggan dapat dilakukan langsung ke PLN atau melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Komitmen PLN untuk memberikan kompensasi dan mengganti kerugian akibat kerusakan peralatan elektronik diharapkan dapat mengurangi beban masyarakat yang terdampak.
Proses investigasi yang tengah berlangsung juga diharapkan dapat menemukan penyebab pasti dari gangguan listrik tersebut dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
“PLN UID S2JB berjanji akan terus meningkatkan kualitas layanan dan menjaga keandalan pasokan listrik bagi masyarakat,” tegas Adhi.
Dengan adanya kompensasi ini, diharapkan hubungan antara PLN dan pelanggannya dapat tetap terjaga dengan baik, serta kepercayaan masyarakat terhadap PLN dapat terus meningkat.
Ketua YLKI Sumsel, Dr H RM Taufik Husni SH MH menyatakan, pihaknya terbuka untuk menerima laporan dari masyarakat yang terdampak blackout.
Menurut Taufik, laporan yang masuk akan segera diproses sepanjang dilengkapi dengan dokumen-dokumen yang diperlukan.
"Sejauh ini sudah ada 49 laporan yang masuk. Tapi tidak semua kami proses karena sebagian besar konsumen tidak memiliki persyaratan yang lengkap seperti kronologi kerusakan dan bukti-bukti pendukung lainnya," ungkap dia.