PALEMBANG,SUMATERAEKSPRES.ID - Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bidang pendidikan.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah menciptakan lingkungan baru yang menuntut adaptasi cepat dan inovatif dari berbagai sektor, termasuk pendidikan tinggi.
Perguruan tinggi Islam, sebagai lembaga pendidikan yang memiliki misi untuk mencetak generasi berpendidikan dan berakhlak mulia, dihadapkan pada tantangan besar untuk tetap relevan dan kompetitif di tenga harus digitalisasi global.
Transformasi kepemimpinan dalam perguruan tinggi Islam menjadi sangat krusial dalam konteks ini.
Kepemimpinan yang efektif dan visioner adalah kunci untuk mengarahkan perubahan dan memastikan bahwa institusi pendidikan dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi.
Kepemimpinan yang mampu memahami dan memanfaatkan teknologi digital akan membantu perguruan tinggi Islam dalam meningkatkan kualitas pendidikan, efisiensi operasional, dan dayasaing global.
Namun, transformasi kepemimpinan di era digital tidaklah mudah.
Perguruan tinggi Islam menghadapi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal.
Salah satu tantangan utama adalah perubahan teknologi yang begitu cepat, yang menuntut pemimpin untuk selalu up-to-date dengan inovasi terkini.
Selain itu, ada kebutuhan untuk mengadaptasi kurikulum agar sesuai dengan kebutuhan zaman digital, tanpa mengesampingkan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar tujuan pendidikan Islam itu sendiri.
Kompetensi sumber daya manusia juga menjadi tantangan tersendiri.
Tidak semua tenaga pendidik dan staf administrasi memiliki kompetensi yang memadai dalam penggunaan teknologi digital.
Pemimpin di perguruan tinggi Islam harus memiliki visi jangka panjang yang mampu mengantisipasi perubahan dan tantangan di masa depan.
Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan relevansi lembaga dalam menghadapi era digital.
Selain itu, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islam.
Pemimpin harus mampu menemukan keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian nilai-nilai tradisional Islam.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan strategi yang tepat.
Salah satunya adalah peningkatan kompetensi digital melalui pelatihan dan workshop bagidosen dan staf.
Selain itu, kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar responsive terhadap perkembangan teknologi.
Membangun kolaborasi dan kemitraan dengan perusahaan teknologi, institusiriset, dan universitas lain juga menjadi strategi penting untuk memperkaya sumber daya dan akses ke teknologi terbaru.
Paling tidak ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pimimpin perguruan tinggi untuk memecahkan persoalan di atas.
Pertama, sebelum mengintegrasikan teknologi, pemimpin perguruan tinggi Islam harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Islam yang menjadi dasar visi dan misi perguruan tinggi yang dipimpinnya.
Nilai-nilai ini meliputi etika, moralitas, keadilan, dan tanggung jawab sosial.
Pemahaman ini menjadi landasan dalam setiap keputusan terkait penerapan teknologi agar tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip keislaman.
Kedua, pemimpin harus memastikan bahwa kurikulum yang dikembangkan mengintegrasikan teknologi secara harmonis dengan ajaran Islam.
Mata kuliah seperti Etika Islam dalam Teknologi, Fiqh Digital, dan Manajemen Teknologi Islami dapat ditambahkan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan tentang bagaimana teknologi dapat digunakan secara etis sesuai dengan ajaran Islam.
Begitu juga dengan penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan harus menggunakan aplikasi dan platform e-learning yang menyediakan konten Islami, mengadakan kelas virtual tentang studi Islam, dan menggunakan multimedia untuk menyampaikan kisah-kisah dan ajaran Islam dengan cara yang menarik dan interaktif.
Ketiga, Pemimpin harus mengembangkan kebijakan yang memastikan penggunaan teknologi sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Ini termasuk kebijakan privasi, keamanan data, dan etika digital yang mengedepankan transparansi, keadilan, dan perlindungan terhadap seluruh civitas akademika.
Tata kelola ini harus diterapkan secara konsisten untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan Islami, misalnya dalam bidang penelitian dan pengembangan teknologi, pengembangan perangkat lunak Islami.
Dan, studi tentang dampak teknologi terhadap nilai-nilai sosial dan moral, dengan mendukung penelitian dan pengembangan seperti ini, perguruan tinggi dapat menjadi pusat inovasi teknologi Islami.
Termasuk membangun kemitraan dengan lembaga-lembaga dan perusahaan teknologi yang memiliki visi dan misi serupa sebagai dukungan terhadap kurikulum Merdeka belajar perguruan tinggi tersebut.
Kemitraan ini dapat membantu dalam pengembangan dan implementasi teknologi yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Contoh kolaborasi ini bias berupa program magang, penelitian bersama, atau pengembangan aplikasi pendidikan Islami.
Dan yang keempat pemimpin dapat mengembangkan komunitas digital berupa Platform online seperti forum diskusi, grup belajar, dan media sosial Islami dapat digunakan untuk memperkuat hubungan antar mahasiswa, dosen, dan staf dengan berbasis pada ajaran Islam.
Komunitas ini juga dapat menjadi tempat untuk berbagi ilmu dan pengalaman dalam mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai Islam.
Integrasi teknologi dengan nilai-nilai Islam dalam perguruan tinggi Islam adalah sebuah proses yang kompleks dan berkelanjutan.
Pemimpin harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam dan kemampuan untuk menerapkan teknologi secara etis dan efektif.
Dengan strategi yang tepat, teknologi dapat digunakan untuk memperkuat misi pendidikan Islam, meningkatkan kualitas pembelajaran, dan menciptakan lingkungan akademik yang modern dan Islami.
Menemukan keseimbangan antara modernisasi dan pelestarian nilai-nilai tradisional Islam adalah tugas kompleks yang memerlukan kepemimpinan visioner.
Pemimpin perguruan tinggi Islam harus memahami esensi nilai-nilai tradisional, mengembangkan kebijakan yang jelas, menggunakan teknologi secara etis, dan terus menerus mengevaluasi serta menyesuaikan strategi mereka.
Ini tidak hanya tentang adaptasi teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat misi pendidikan Islam.
Transformasi kepemimpinan di era digital merupakan suatu keharusan bagi perguruan tinggi Islam.
Dengan tantangan yang kompleks, pemimpin yang efektif harus mampu mengintegrasikan teknologi modern dengan nilai-nilai Islam secara harmonis.
Melalui peningkatan kompetensi digital, penyusunan kurikulum yang responsif, kolaborasi strategis, pengembangan kepemimpinan visioner, dan penguatan nilai-nilai Islam, perguruan tinggi Islam dapat menghadapi tantangan era digital dengan baik.
Transformasi ini bukan hanya tentang teknologi, tetapi juga tentang memperkuat misi dan visi pendidikan Islam, memastikan bahwa generasi yang dihasilkan tidak hanya berpengetahuan luas tetapi juga berakhlak mulia.
Pemimpin yang visioner akan mampu membawa perguruan tinggi Islam kearah yang lebih maju dan relevan di era digital.
Dengan demikian, transformasi kepemimpinan di era digital merupakan suatu keharusan bagi perguruantinggi Islam untuk tetap relevan dan kompetitif.
Tantangan yang dihadapi cukup kompleks, tetapi dengan strategi yang tepat, perguruan tinggi Islam dapat menghadapi tantangan ini dengan baik.
Transformasi ini bukan hanya tentang adaptasi teknologi, tetapi juga tentang bagaimana teknologi dapat digunakan untuk memperkuat misi dan visi perguruan tinggi itu sendiri.
Wallahua’lambisshowab.(*)
Oleh : Dr Muhammad Isnaini MPd
Wakil Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Raden Fatah Palembang)
Kategori :