JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID - Presiden Joko Widodo memberikan instruksi tegas kepada Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memperkuat upaya pengendalian inflasi.
Fokus utama yang diinstruksikan adalah pengamanan produksi dan peningkatan efisiensi rantai pasok pangan, yang akan didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Langkah-langkah ini diharapkan mampu memitigasi dampak ketidakpastian global dan perubahan iklim terhadap inflasi, termasuk inflasi pangan.
Sehingga Indeks Harga Konsumen (IHK) bisa terus menurun dan berada dalam kisaran target 2,5±1% pada periode 2024-2027.
BACA JUGA:Bank Indonesia Klaim Inflasi Indonesia Termasuk yang Terendah di Dunia
BACA JUGA:Airlangga Klaim Inflasi Terkendali, Simak Pernyataan Lengkapnya
Sepuluh tahun terakhir, inflasi IHK berhasil terkendali dan menunjukkan tren penurunan dari 8,36% (yoy) pada 2014 menjadi 2,84% (yoy) pada Mei 2024, menjadikan Indonesia salah satu negara dengan tingkat inflasi terendah di dunia.
Prestasi ini dicapai berkat konsistensi kebijakan moneter serta sinergi antara Bank Indonesia dan Pemerintah dalam TPIP dan TPID yang menguatkan GNPIP di berbagai daerah.
Arahan Presiden tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi yang berlangsung pada 14 Juni 2024 di Istana Negara.
Rakornas bertema "Pengamanan Produksi dan Peningkatan Efisiensi Rantai Pasok untuk Mendukung Stabilitas Harga" ini dipimpin langsung oleh Presiden dan dihadiri oleh Menko Perekonomian selaku Ketua TPIP, Gubernur Bank Indonesia, Menteri Dalam Negeri, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju, pimpinan lembaga negara, serta seluruh TPID dari berbagai provinsi dan kabupaten/kota.
BACA JUGA:Pasar Murah Stabilitasi Harga, Tekan Inflasi, Dalam Rangka Hari Jadi Palembang
BACA JUGA:Beras Picu Deflasi Mei, Pertama Sejak Agustus 2023, Sumsel Masih Inflasi
Untuk memperkuat pengendalian inflasi, Presiden Jokowi merinci lima strategi utama. Pertama, memperkuat produksi pangan melalui optimalisasi infrastruktur pengairan guna mengantisipasi perubahan iklim.
Kedua, mempercepat penerapan teknologi berbasis riset dalam mendukung digitalisasi pertanian (smart agriculture).
Ketiga, mendorong investasi guna meningkatkan nilai tambah produk pertanian.
Keempat, memutakhirkan sistem dan infrastruktur logistik yang terintegrasi untuk memperlancar distribusi dan efisiensi rantai pasok antardaerah. Kelima, memperkuat sinergi dan koordinasi antarlembaga di tingkat pusat dan daerah untuk mendukung upaya pengendalian inflasi.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, memberikan apresiasi atas sinergi yang kuat antar pemangku kebijakan dalam pengendalian inflasi.
Bank Indonesia akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter yang pro-stability untuk memitigasi risiko yang dapat menekan inflasi.
Termasuk dari imported inflation serta kenaikan harga energi dan pangan global. Bank Indonesia juga akan meningkatkan peran 46 Kantor Perwakilannya di seluruh Indonesia dalam menjaga keberlanjutan sinergi dan efektivitas GNPIP melalui program ketahanan komoditas pangan, kerja sama antardaerah, fasilitasi distribusi pangan, serta digitalisasi untuk mendukung pencapaian target inflasi.