“Kontras dengan sebagian generasi muda sekarang yang terlibat tawuran, narkoba, seks bebas, dan perilaku negatif lainnya,” tambahnya.
Ia juga menuturkan, pada Kongres VI JQH NU di Jombang, Jawa Timur pada 26-28 Juni nanti, ada banyak isu yang dibahas. Selain soal TPQ, juga membahas soal membaca Alquran dengan langgam Jawa.
“Penggunaan langgam Jawa untuk membaca Alquran itu, sempat menjadi polemik di masyarakat. Awalnya ketika di acara kenegaraan di Jakarta, pembaca Alquran menggunakan langgam Jawa,” jelasnya.
BACA JUGA:Edukasi Masyarakat agar Cintai Al Quran
BACA JUGA:Tingkatkan Kualitas Baca Al Quran di Bulan Ramadhan
Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini yang dikenal luas masyarakat ada tujuh langgam dalam membaca Alquran. Dari ketujuh langgam itu, hanya ada satu yang berasal di Arab Saudi, negara di mana Alquran diturunkan.
“Sisanya langgam dari negara lain. Berangkat dari sini, Ma'sum mengatakan tidak ada salahnya menggunakan langgam Jawa untuk membaca Alquran,” pungkasnya. (*/rf)