Ia mencontohkan merek Starbucks.
Salah satu restoran yang disebut-sebut masyarakat terafiliasi Israel, ternyata mereka memberikan bantuan kemanusiaan ke Gaza senilai Rp5 miliar ketika ulang tahun perusahaan.
“Yang saya lihat dan kebetulan apesnya itu adalah yang merupakan perusahaan Amerika. Tapi tidak korporasinya, apalagi mereka beroperasi di berbagai negara. Mereka itu juga beroperasi di negara-negara yang masih berkonflik, negara-negara di Timur Tengah kok,” paparnya.
Sementara kepada masyarakat Indonesia, ia meminta agar semua pihak bisa memilah berita yang dikonsumsi.
Masyarakat dapat memeriksa bagaimana keberadaan dari perusahaan-perusahaan yang diduga terafiliasi dan sikap yang perusahaan ambil pada Palestina.
“Masyarakat bisa mengecek keberadaan mereka semua, dan bagaimana sikap mereka terhadap Palestina. Saya sudah mengecek mereka perusahaan yang juga bekerja secara profesional dan tidak terkait dengan ideologi,” ucap Haryadi.(lia)