Pesawat ini memiliki panjang 21,4 meter dengan rentang sayap 25,8 meter. Ditenagai oleh dua mesin turboprop General Electric CT7-9C3, CN235 mampu mencapai kecepatan jelajah sekitar 450 km/jam dan memiliki jangkauan hingga 4.255 km. Kapasitas angkutnya mencapai 6 ton atau 51 penumpang dalam konfigurasi standar.
Produksi CN235, juga melibatkan pembagian kerja yang efisien antara PT DI dan CASA. Komponen-komponen utama seperti badan pesawat dan sayap diproduksi di pabrik masing-masing, kemudian diangkut ke lokasi perakitan akhir. Di Indonesia, proses perakitan dilakukan di fasilitas PT DI di Bandung.
Pesawat pertama yang diproduksi di Indonesia, CN235-10, melakukan penerbangan perdana pada tahun 1986.
Seiring berjalannya waktu, CN235 mengalami berbagai pengembangan dan menghasilkan beberapa varian untuk memenuhi kebutuhan yang beragam.
BACA JUGA:Krisis Kemanusiaan Memburuk, Serangan Israel Terus Menggempur Gaza, Begini Situasinya Saat Ini!
Beberapa varian yang terkenal antara lain CN235-100, CN235-200, dan CN235-300. CN235-220 adalah salah satu varian yang populer, dengan peningkatan pada sistem avionik dan efisiensi bahan bakar.
Selain itu, PT DI juga mengembangkan varian CN235 MPA (Maritime Patrol Aircraft) untuk kebutuhan patroli maritim. Varian ini dilengkapi dengan peralatan khusus untuk misi pengawasan dan pengintaian maritim, termasuk radar pencarian, sistem FLIR (Forward Looking Infrared), dan peralatan komunikasi canggih.