Secara signifikan, ia kerap memberikan dukungan finansial yang berkesinambungan saat pasukan Muslim membutuhkan dana untuk perang atau pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Suatu ketika Abdurrahman bin Auf mendengar sabda Rasulullah SAW bahwa orang kaya akan lebih lama menjalani perhitungan amal dibanding orang miskin.
Mendengar hal itu, Ia berdoa memohon kepada Allah agar dijadikan miskin, seperti sahabat Masab bin Umair atau Hamzah yang hanya meninggalkan sehelai kain saat meninggal dunia.
BACA JUGA:Yuk Simak! 8 Instansi Buka Formasi CPNS dan PPPK 2024 Terbanyak 2024
Namun upayanya untuk jadi miskin tidak membuahkan hasil, semakin banyak harta yang ia berikan kepada semua orang, maka akan semakin banyak kembali kepadanya.
Sampai-sampai ia bingung bagaimana agar ia bisa menghabiskan hartanya agar bisa menjadi miskin.
Suatu ketika setelah perang Tabuk, ada kurma yang ditinggalkan oleh sahabat di Madinah menjadi busuk dan harganya menurun.
Merasa melihat peluang untuk menghabiskan seluruh hartanya dan menjadi miskin, Ia lantas mengumumkan kepada seluruh warga madinah untuk membeli semua kurma busuk dengan harga normal.
Ia beranggapan jika kurma yang dibelinya itu tidak akan laku dijual, alih alih ingin miskin, justru kurma busuk yang ia beli tersebut dicari orang.
BACA JUGA:Yuk Simak! 8 Instansi Buka Formasi CPNS dan PPPK 2024 Terbanyak 2024
Ketika kurma busuk semua sudah dibelinya, Kemudian, datang utusan dari Yaman yang mencari kurma busuk sebagai obat untuk wabah penyakit perut.
Akhirnya kurma-kurma busuk itu dibeli oleh penduduk yaman habis ludes tidak bersisa, bahkan justru dari penjualan kurma busuk tersebut, hartanya semakin banyak. Dan akhirnya ia gagal jadi miskin.
Namun, Abdurrahman bin Auf tidak berkecil hati, ia justru bahagia karena ini bisa menjadi ladang untuk bersedekah.
Dengan membantu masyarakat membeli dan menghabiskan kurma busuk.