JAKARTA, SUMATERAEKSPRES.ID – Kegagalan para pemain Indonesia dalam Indonesia Open 2024 langsung dievaluasi PBSI.
Apalagi, bulan depan mereka sudah berlaga di ajang yang lebih prestisius: Olimpiade Paris 2024. Yang lebih mengenaskan, delegasi Indonesia di Olimpiade harus tersingkir di babak awal alias 32 besar.
BACA JUGA:Sukses Besar! PBSI Sumsel Gelar BNI Sirnas C 2023 di GOR Dempo. Ini Target Selanjutnya!
BACA JUGA:Legenda Dorong Perubahan PBSI, Dukungan ke Jenderal Dudung Menguat
Mereka, Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, dan ganda campuran Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.
Kegagalan itu disebut-sebut karena faktor nonteknis. Jonatan misalnya. Dia terlalu berambisi menjadi nomor dua dunia. Lalu, Gregoria yang terbebani target bisa lolos ke semifinal.
Armand Darmadji selaku manajer tim ad hoc Olimpiade Paris 2024 mengakui hal itu jadi masalah bagi atlet yang bersangkutan. ''Kami sudah catat semua, kami sudah rapatkan internal dengan tim ad hoc untuk memperbaiki ini,'' bebernya.
Program pun telah disiapkan oleh tim ad hoc PBSI. Salah satunya dengan melakukan simulasi Olimpiade Paris 2024 di Pelatnas PBSI Cipayung.
Program tersebut dipimpin langsung oleh Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabidbinpres) PBSI Ricky Soebagdja. ''Itu nanti di internal kami. Jadi hanya dengan atlet pelatnas saja,'' kata dia.
BACA JUGA:Rangkul Semua PBSI se-Sumsel
Ricky menambahkan, selain latihan rutin, tim pelatih akan memperhatikan kekurangan seluruh pemain, baik dari segi fisik maupun mental.
''Jadi, akan ada agenda khusus sebelum berangkat ke Chambly (Prancis, untuk pemusatan latihan sebelum Olimpiade Paris) nanti,'' tuturnya. (*/)