Garam Himalaya mengandung lebih banyak potasium dibandingkan dengan garam meja.
Garam kosher mirip dengan garam meja dan tidak mengandung jejak mineral atau yodium.
“Keberadaan mineral ini sangat kecil dan tidak menambah banyak nilai gizi. Lebih baik mendapatkan mineral ini dari makanan sehat lainnya untuk manfaat kesehatan yang lebih nyata," ujar seorang ahli gizi senior di Singapore Polytechnic's Food Innovation and Resource Centre Carolyn Stephen menukil Antara.
Lalu, apakah MSG bisa menjadi alternatif pengganti garam?
Anggapan MSG berbahaya bagi kesehatan dimulai pada 1968-an. Saat itu, seorang dokter AS menulis surat ke jurnal medis berjudul “Chinese Restaurant Syndrome.”
BACA JUGA:Tak Usah Takut Mengkonsumsi Buah-Buahan Tinggi Gula Ini, Cocok Banget Loh Buat Diet!
Pada jurnal tersebut, dia menggambarkan gejala seperti mati rasa di belakang leher, kelemahan umum, dan jantung berdebar.
Dia menduga MSG, bersama dengan bahan lain seperti anggur masak dan natrium dalam jumlah tinggi, mungkin menyebabkan gejala tersebut.
Anggapan ini kini mulai luntur dengan adanya penelitian lanjutan yang baru.
MSG atau monosodium glutamat ternyata bisa diproduksi oleh manusia tanpa didapatkan dari makanan.
MSG juga ditemukan di berbagai bahan makanan alami seperti tomat, jamur, dan bawang,
MSG hanya mengandung sekitar 12 persen natrium daripada garam biasanya.
Meski begitu, rasa umami dan asin bisa lebih terasa ketika menggunakan MSG daripada garam.
BACA JUGA:Ini Kata Ahli Soal Kaitan Konsumsi Gula dengan Jerawat
BACA JUGA:Tak Hanya Kaya Serat, Rupanya 5 Sayuran Ini Mengandung Gula Alami