Dikenal di Barat sebagai Avicenna, Ibnu Sina adalah seorang polimat yang karyanya dalam bidang kedokteran, terutama "Qanun fi al-Tibb" (The Canon of Medicine), menjadi referensi utama di banyak universitas Eropa hingga abad ke-17.
Al-Battani
Al-Battani adalah seorang astronom yang karyanya dalam bidang astronomi, terutama penentuan tahun (365 hari), sangat berpengaruh dalam ilmu pengetahuan modern. Ia juga mengembangkan konsep kotangen dan menyusun tabel trigonometri dalam derajat.
Ibnu Al-Haytham (Alhazen)
Dikenal sebagai Alhazen, Ibnu Al-Haytham adalah fisikawan yang karyanya dalam bidang optik, terutama teori tentang cahaya dan penglihatan, menjadi dasar bagi ilmu optik modern.
Melalui bukunya tentang Optik (Kitab Al-Manazir), ide-idenya mempengaruhi sarjana Eropa dan dianggap sebagai "Bapak Optik Modern".
Ghiyath Al-Din Al-Kashi
Berfokus pada teori bilangan dan teknik perhitungan, dalam bukunya "Miftah ul Hissab" atau "Kunci Kalkulator," ia mendefinisikan algoritma untuk menemukan akar kelima dari setiap angka.
Abu Al Wafa
Ilmuwan pertama yang menunjukkan sifat umum dari teorema sinus terkait segitiga sferis. Ia juga memperkenalkan fungsi sekant dan kosekant untuk pertama kalinya.
Abu Rayhan Al-Biruni
Menentukan densitas spesifik dari 18 jenis batu mulia dan mendefinisikan rasio antara densitas mereka. Ia menetapkan aturan yang berkaitan dengan densitas spesifik benda.
Al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini
Teorinya dalam bidang kinetika masih diajarkan di sekolah dan universitas hingga saat ini, termasuk teori Kemiringan dan Inklinasi serta teori Impuls.
Ini hanyalah beberapa contoh dari banyak ilmuwan Muslim yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Mereka telah meninggalkan warisan berharga yang terus menginspirasi generasi ilmuwan di seluruh dunia.