Tikus sering dijadikan objek penelitian karena memiliki beberapa keunggulan.
Sehingga dapat memudahkan para peneliti dalam memahami berbagai aspek biologi dan kesehatan.
Menyikapi dari sisi penelitian biomedis, tikus digunakan sebagai model untuk memahami penyakit manusia dan menguji potensi obat-obatan baru.
BACA JUGA:Strategi Efektif untuk Mendukung Kecerdasan Anak Berdasarkan Penelitian
BACA JUGA:439 JCH Kloter 10 OKU Timur Dilepas, Begini Pesan Bupati
Kesamaan genetik tikus dengan manusia memungkinkan peneliti mempelajari berbagai kondisi.
Termasuk kanker, diabetes, penyakit jantung, dan gangguan neurologis.
Tikus sering digunakan dalam penelitian genetik. Mereka dapat dimanipulasi secara genetik untuk memahami peran spesifik gen dalam perkembangan dan penyakit.
Kemudian dalam menguji efektivitas dan keamanan obat-obatan sebelum diuji pada manusia.
Ini membantu mengidentifikasi efek samping dan dosis yang tepat.
Selain itu juga, tikus digunakan untuk memahami dampak nutrisi pada kesehatan.
BACA JUGA:Digelar di Bali, Dukung Penuh World Water Forum 2024
BACA JUGA:Inilah Deretan Buah yang Mengandung Banyak Serat, Mana Buah Favoritmu?
Penelitian ini membantu mengembangkan pedoman gizi dan mengidentifikasi faktor risiko terkait makanan.
Sampai pada arah penelitian perilaku dan Sensorik. Tikus juga digunakan untuk memahami perilaku, sensorik, dan respons terhadap lingkungan.
Contohnya, penelitian tentang stres, kecanduan, dan pola makan.