Firasat kepergian almarhumah sudah dirasakan keluarga. Almarhumah telah menitipkan anak-anaknya. “Beliau bilang titip anak-anak. Kami katakan, kenapa ngomong begitu, kita masih berjuang. Fokus saja untuk sembuh,” beber Sayuti, adik almarmhumah. Bahkan pada Lebaran kedua, saat berkesempatan pulang ke ponpes, almarhumah sembari ziarah ke makam sang ayah. “Mengatakan ‘nanti aku dimakamkan di sini”, sembari menunjukkan tanah kosong di samping kiri pusara ayahnya itu,” kenang Sayuti.
Ustaz Faisal meminta maaf kepada semua pihak, atas salah dan khilaf yang mungkin pernah diperbuat almarhumah selama hidup. “Kami ucapkan terima kasih atas perhatian dan doa dari semua pihak, terutama keluarga besar Sumatera Ekspres Group,” ujarnya.
Dengan suara bergetar, Ustaz Faisal mengatakan, dia dan keluarganya terkadang masih tak percaya kalau almarhumah telah tiada. “Tapi kami sudah ikhlas,” tegasnya. Almarhumah dimakamkan di Ponpes Darul Funun, sesuai wasiat dari almarhumah sebelum meninggal.
Ustaz Faisal menambahkan, Ponpes Darul Funun memang didirikan sang istri sebagai ‘tempat kembali’. Selama ini, di saat waktu libur, terutama Sabtu dan Minggu, seringkali almarhumah pulang ke Tambang Rambang untuk mengurusi pondok. “Kali ini betul-betul pulang selamanya,” pungkas dia dengan mata berkaca-kaca.
Sebelumnya, Kamis (2/6), pukul 23.41 WIB, Direktur Utama Sumatera Ekspres Group, Dr HM Muslimin SH MH mengumumkan kabar duka tersebut. ‘Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah meninggal dunia saudara kita, orang terbaik kita, Hj Nurseri (GM Sumeks) pada pukul 22.20 WIB. Insya Allah almarhumah husnul khotimah.’
Malam itu juga jajaran pimpinan dan karyawan Sumatera Ekspres Group langsung meluncur ke RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang. Mendampingi prosesi jenazah almarhumah dibawa dari ruang perawatan menuju kamar jenazah. Lalu dimandikan dan disalatkan. Sekitar pukul 02.30 WIB, jenazah langsung diberangkatkan ke Ponpes Darul Funun.
Keluarga Besar SEG juga sangat kehilangan teladan. Sosok yang penuh semangat, inovasi dan pantang menyerah. Terakhir bertemu dan ngobrol secara langsung dengan almarhum pada 16 April. Masih dalam suasana Idulfitri 1445 H.
Saat itu, dia berusaha menguatkan diri. Bersemangat menyambut kedatangan pimpinan dan karyawan yang ingin silaturahmi. Semua yang datang, berusaha menyemangatinya agar cepat sembuh. Tak terlalu lama, kurang lebih setengah jam berlalu. Namun, firasat itu ada. Saat yang lain sudah pamitan dan berjalan keluar dari ruang tamu rumah, almarhumah memanggil dengan lambaian tangan. “Ayuk titip anak-anak,” ujarnya pelan.
Mendengar itu, tanpa sadar air mata menetes. Namun yang meluncur dari mulut hanya kata-kata menyemangatinya untuk terus berjuang sembuh. Itulah tatap muka terakhir dengan almarhumah.
Hari-hari berikutnya, komunikasi dengan pimpinan dan karyawan terjalin melalui WhatsApp. Almarhumah juga kembali fokus dengan pengobatannya. Di tengah kondisinya yang berjuang melawan sakit, tetap memikirkan kantor. Sesekali masih meneruskan undangan acara maupun iklan.
Posting-an terakhirnya, Selasa (30/4). Keesokan harinya (Rabu malam), almarhumah dilarikan ke rumah sakit karena kondisinya terus menurun karena penyakit thyroid dan getah beningnya. (air)