Bank berlogo pita emas itu juga memastikan kondisi fundamental berada dalam keadaan sehat. Dengan tingkat pemodalan yang kuat sebagai buffer apabila ada shock terhadap perekonomian dan pasar keuangan. Penguatan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah memang secara tidak langsung memang berdampak pada penghimpunan DPK valas guna mendukung ekspansi bisnis dan kebutuhan likuiditas perseroan.
Sampai Februari 2024, Bank Mandiri telah menghimpun DPK sebesar Rp1.209 triliun. Tumbuh 5,77 persen YoY dengan DPK valas senilai US$17,3 miliar. Ditopang oleh giro valas yang tumbuh 4,35 persen mencapai US$12,7 miliar. Sedangkan, posisi loan to deposit ratio (LDR) valas dapat terjaga di bawah 90 persen.
“Ke depannya, untuk mendorong pertumbuhan DPK Valas, terutama bagi nasabah eksportir, Bank Mandiri menyediakan produk wholesale dan international banking, solusi trade, dan layanan cash management yang komprehensif melalui Kopra by Mandiri maupun Livin’ by Mandiri,” urainya. (jp/fad)