PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Pergerakan manusia sebelum dan setelah Lebaran Idulfitri 1445 memunculkan kekhawatiran. Salah satunya terhadap risiko kesehatan. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau seluruh daerah waspada terhadap potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura.
Penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi meski jarang menyebabkan sakit berat. ’’Terutama pada bayi dan balita,’’ kata Juru Bicara Kemenkes, dr M Syahril. Kemenkes mencatat hampir 6.500 kasus HFMD dalam beberapa bulan di tahun ini saja (2024).
Kasus HFMD terbanyak ada Jawa Barat dengan 2.119 kasus. Disusul Banten 1.171 kasus, DI Jogjakarta 561 kasus, dan Jawa Tengah 464 kasus. ’’Ada tren peningkatan kasus flu Singapura, ditambah mudik dan libur panjang,’’ jelas dr Syahril.
Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso SpA(K) mengungkapkan, virus flu Singapura sudah banyak di Indonesia. Gejalanya juga sangat khas. ’’Salah satunya, susah makan karena biasanya ada sariawan. Lalu ada luka di telapak kaki dan tangan,” bebernya.
BACA JUGA:Kenali Flu Singapura: Penyebab, Ciri, Gejala, dan Mengantisipasinya!
BACA JUGA:Mobilitas Tinggi, Waspada Flu Singapura
Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI Prof dr Edi Hartoyo SpA(K) menyebut kasus flu Singapura ini jarang sampai fatal. Namun, ada beberapa kasus HFMD yang menyebabkan radang otak dan meningitis. ’’Di Taiwan kasus meningitis karena virus flu Singapura ini cukup tinggi dibanding dengan Indonesia,’’ imbuhnya,
Adapun gejala umum orang yang terkena flu Singapura yakni mengalami demam, gangguan makan sehingga berat badan turun secara drastis. Lalu, alami kelelahan dan nyeri di sekujur tubuh. Kemudian, nyeri tenggorokan, ruam di telapak tangan dan kaki serta muncul sariawan.
Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Tropik Infeksi RSMH Palembang, dr. Harun Hudari, SpPD. KPTI. FINASIM memastikan saat ini flu Singapura belum ditemukan masuk Sumsel. Namun ia mengingatkan, penyakit ini disebabkan oleh infeksi yang sangat menular. "Gangguan ini disebut dengan penyakit tangan, kaki, dan mulut (HMFD),” katanya.
Yang paling berisiko tertular adalah anak-anak. "Meski jarang, penyakit ini bisa juga terjadi pada orang dewasa,"terangnya. Selain gejala berupa lepuhan atau luka pada mulut serta ruam di tangan dan kaki, terkadang luka-luka tersebut juga muncul di siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha.
BACA JUGA:Wajib Tau, Ini Beda Flu Singapura dengan Sariawan dan Cacar
BACA JUGA:Harus Tau, Daya Tahan Tubuh Tentukan Paparan Flu Singapura
Gejala itu dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa hari. Belum ada obat yang dapat mengatasi penyakit flu Singapura ini. Juga belum ada vaksin yang ampuh untuk mencegahnya. "Maka dari itu, anak yang mengidap penyakit ini perlu mendapatkan perawatan di rumah agar lebih cepat untuk pulih dan dapat kembali beraktivitas," tuturnya.
Flu Singapura ini umumnya disebabkan oleh strain coxsackievirus dan yang paling sering adalah jenis A16. Coxsackievirus adalah bagian dari kelompok virus yang disebut dengan enterovirus. Virus jenis ini menyebar ke jaringan di mulut, sekitar amandel, dan masuk ke dalam sistem pencernaan. "Pada akhirnya, penyakit ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Namun, sebelum menyerang ke organ vital di dalam tubuh, sistem kekebalan akan berusaha mengendalikannya,"ucapnya lagi.
Penyebaran flu Singapura ini bisa melalui cairan dari hidung maupun tenggorokan yang keluar saat bersin. Air liur atau ludah yang terlempar ke udara saat batuk. Cairan yang berasal dari luka melepuh. Permukaan benda yang sudah terkontaminasi oleh kotoran (tinja) pengidap.