BATURAJA, SUMATERAEKSPRES.ID - Pasar Induk Batukuning di Baturaja menjadi pusat perhatian menjelang Idul Fitri dengan adanya penjualan daging sapi dan daging kerbau yang dipotong langsung oleh masyarakat.
Namun, kekhawatiran muncul ketika tim pemeriksa kesehatan turun melakukan pengecekan pada Selasa (9/4). Tim tersebut dipimpin oleh Sekretaris Daerah OKU, Dharmawan Irianto, bersama dengan Kadin Pertanian OKU, Husmin, dan MUI OKU.
"Pengecekan ini sangat penting untuk memastikan bahwa daging yang dijual oleh pedagang dalam kondisi sehat dan aman untuk dikonsumsi," kata Husmin kepada media, didampingi oleh Kasi Kesmavet Linda.
Pengecekan fokus pada dua aspek utama, yakni antisipasi kasus antraks dan penyakit paru (TBC) yang mungkin terdapat pada sapi atau kerbau yang dipotong untuk dijual di pasar tersebut.
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Serang Ternak Kerbau
BACA JUGA:Pacu Ekspor Komoditas Tani-Peternakan, Pelabuhan Laut Dalam Perlu Direalisasikan
Tim turun secara terpisah di Pasar Induk Batukuning Baturaja dan Pasar Baru dengan tujuan melakukan pemeriksaan sampel hati dari hewan ternak yang dijual.
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa sebagian besar daging dan hati sapi serta kerbau dalam kondisi sehat.
Namun, ditemukan juga kasus cacing hati pada beberapa sampel hati kerbau yang berasal dari Pasar Induk Batukuning Baturaja.
Kondisi ini diperkirakan berasal dari lingkungan alami di mana kerbau hidup, terutama di rawa.
BACA JUGA:Manfaatkan Lahan Kosong, Tanam Jagung Pakan Ternak
BACA JUGA:Ditargetkan Selesai Awal Maret, Fasilitas Ternak Ayam Petelur
Pola makan alami mereka memungkinkan terjadinya infestasi cacing hati, yang kemudian dapat memengaruhi kesehatan organ dalam hewan tersebut.
Meskipun demikian, respons positif masyarakat terhadap keberadaan pedagang daging di Pasar Induk Baturaja tetap kuat, terutama dari warga yang tinggal di sekitar Kelurahan Batukuning.
"Pasar ini penting untuk diaktifkan kembali, mengingat investasi yang telah ditanam untuk membangunnya," ujar Mahmud, salah satu warga.