KAYUAGUNG, SUMATERAEKSPRES.ID - Dalam upaya mengantisipasi penyebaran Virus Septicaemia Epizootica (SE) yang dapat mengancam populasi kerbau, Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) telah melakukan langkah proaktif.
Pada Senin (8/4), mereka sigap melakukan pengobatan dan vaksinasi terhadap sekitar 450 ekor kerbau di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Air Sugihan.
Peristiwa yang menjadi pemicu tindakan ini adalah kematian mendadak 15 ekor kerbau milik peternak di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Berdasarkan investigasi yang dilakukan oleh tim UPTD Pusat Kesehatan Hewan Pampangan, kematian ini disebabkan oleh Virus Septicaemia Epizootica (SE), suatu penyakit yang disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida.
BACA JUGA:Meski Mahal, Daging Sapi Tetap Laris Manis di Martapura Jelang Lebaran
BACA JUGA:HEBOH! Wabah Penyakit Sapi Ngorok di Sumatera Selatan, Ini Tanggapan Ahli Penyakit Hewan
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten OKI, Dedi Kurniawan S. STP, M. Si, melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto SP MSi, menjelaskan bahwa penyakit SE pada kerbau dapat menyebabkan demam, keluarnya liur berlebihan, dan terdengarnya suara "ngorok" yang khas.
Kuman Pasteurella multocida menyerang sistem pernapasan secara akut, mengakibatkan pendarahan pada saluran tersebut.
"Kerbau yang terinfeksi akan mengalami kesulitan bernapas, terutama terdengar ngorok secara jelas pada malam hari," ujarnya pada Senin (8/4).
Sementara menunggu hasil resmi dari uji laboratorium Balai Veteriner Lampung, tim UPTD Puskeswan Pampangan telah mengambil langkah pengobatan massal pada hewan yang terinfeksi dan memberikan vaksinasi kepada 450 ekor kerbau di beberapa kecamatan, termasuk Pampangan, Pangkalan Lampam, dan Air Sugihan, guna mencegah penyebaran virus SE yang lebih luas.
BACA JUGA:Penyakit Ngorok Serang Ternak Kerbau
BACA JUGA:Terungkap! Ini Penyebab Kematian Misterius Kerbau di OKI
"Stok vaksin yang kami miliki mencukupi untuk 1.200 dosis, yang akan digunakan untuk vaksinasi pada kerbau yang masih sehat," tambahnya.
Tantangan lain yang dihadapi adalah kondisi pemeliharaan hewan kerbau yang berada di tempat terbuka, sehingga tindakan pengobatan dan vaksinasi hanya dapat dilakukan saat malam hari, ketika kerbau sudah berada di kandang.
Tim dari UPTD Pampangan terus melakukan upaya pengobatan pada kerbau yang terinfeksi dan memberikan vaksin kepada kerbau yang masih sehat.
Disampaikan pula harapan agar para peternak dapat mendukung upaya ini dengan memastikan hewan ternaknya mendapatkan vaksin. Ditekankan bahwa penyakit ngorok ini dapat diobati dan tidak menular kepada manusia.