SUMATERAEKSPRES.ID - Jemaah Masjid Aolia di Yogyakarta Mengaku Menelpon Allah, Gus Fahrur PBNU Mengingatkan Pentingnya Beribadah yang Benar
Salah satu kejadian yang mengejutkan terjadi di Masjid Aolia di Yogyakarta, di mana seorang jemaah viral karena mengklaim telah berbicara langsung dengan Allah SWT.
Itu untuk menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4) kemarin. Kejadian ini telah menarik perhatian Ketua PBNU, Ahmad Fahrur Rozi, atau yang akrab disapa Gus Fahrur.
Gus Fahrur, dalam pernyataannya, menyatakan bahwa fenomena ini sangat memprihatinkan.
BACA JUGA:Jemaah Tarawih Ditusuk Depan Masjid Darul Muttaqien Kuto, Diduga Sudah Diincar, Darah Basahi Jubah
BACA JUGA:Man Bengek jadi Korban Penusukan OTD di Masjid Darul Muttaqien Kuto Batu Usai Sholat Tarawih
"Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang merayakan Hari Raya pada Jumat kemarin dengan alasan tokoh panutan mereka berkomunikasi langsung dengan Allah SWT, sungguh memprihatinkan. Hal ini harus dicegah dan tidak boleh terulang," ungkap Gus Fahrur.
Lebih lanjut, Gus Fahrur mengajak para tokoh agama untuk mempraktikkan ibadah sesuai dengan ajaran Islam yang benar.
Ia menegaskan pentingnya untuk tidak mempermainkan ajaran Islam dan menggunakan klaim berkomunikasi langsung dengan Allah SWT.
"Kita berharap semua umat Islam, terutama para tokoh agama, menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Islam yang benar, dengan menggunakan ilmu dan akal sehat."
BACA JUGA:Pertama Kalinya, Masjid Hagia Sophia Gelar Tarawih sejak 88 Tahun
"Jangan ada yang mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berkomunikasi langsung dengan Allah SWT," tegasnya.
Gus Fahrur menekankan bahwa agama Islam memberikan pedoman yang berlaku untuk semua orang. Oleh karena itu, setiap individu tidak boleh sembarangan dalam klaim dan praktik ibadahnya.
"Dasar ibadah dalam Islam harus sesuai dengan tuntunan syariat yang dipahami melalui ilmu pengetahuan standar ajaran agama Islam yang memiliki dalil-dalil dan garis-garis yang jelas," paparnya.
Menurut Gus Fahrur, semua klaim dan praktik ibadah harus dapat diuji kebenarannya secara ilmiah dan rasional oleh masyarakat umum.
Ia juga mengimbau agar umat Muslim di Gunungkidul mengikuti anjuran ulama yang memiliki pemahaman yang benar terhadap agama.
"Tidak boleh kita mudah percaya pada siapapun yang mengaku memiliki hubungan khusus dengan Allah SWT namun tidak didasari oleh ilmu yang sesuai dengan syariat Islam. Karena agama Islam adalah agama yang ditegakkan melalui ilmu syariat," tambahnya.
Gus Fahrur juga mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak terjebak dengan hal-hal yang aneh atau klaim supernatural.
Ia menegaskan bahwa kemampuan untuk berkomunikasi dengan Allah SWT tidak memberikan keistimewaan di hadapan-Nya.
"Seseorang yang mampu melakukan hal-hal luar biasa bukan berarti memiliki kedekatan khusus dengan Allah SWT, karena bahkan tukang sulap atau tukang sihir pun dapat melakukan hal serupa."
"Kita harus waspada karena entitas seperti jin dan setan juga dapat muncul dengan klaim palsu sebagai utusan Allah atau malaikat untuk menyesatkan manusia," pungkasnya.