PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) mematangkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 20 tahun ke depan lewat Musrenbang . Mengusung visi Sumsel Maju, Terdepan dan Berkelanjutan (MAPAN) 2045. Acara bertempat di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Selasa (2/4).
Penjabat (Pj) Gubernur Sumsel Dr Drs Agus Fatoni MSi mengatakan, untuk mencapai visi RPJPD 2025-2045 Sumsel MAPAN, tidak dapat dilakukan dengan langkah reformasi saja. “”Kita harus melakukan transformasi total. Mulai transformasi sosial, ekonomi dan tata kelola yang selanjutnya dijabarkan dalam 8 misi, 17 arah pembangunan dan sasaran pokok, dengan 45 indikator utama pembangunan,” bebernya.
Menurut Fatoni, RPJPD menjadi pedoman perencanaan jangka panjang yang akan dijabarkan ke dalam dokumen perencanaan jangka menengah RPJMD dan dokumen perencanaan tahunan RKPD. “Pelaksanaan kegiatan ini menentukan di mana posisi kita 20 tahun ke depan. Mencari langkah terbaik yang akan kita pilih, untuk kita, bagi generasi yang akan datang, dan khususnya untuk Sumsel,” imbuh dia.
Fatoni menambahkan, saat pandemi Covid-19, perekonomian Sumsel masih mampu tumbuh stabil di kisaran 5 persen. Kini terus membaik. Beberapa capaian indikator makro ekonomi juga telah menunjukkan tren yang positif.
BACA JUGA:Menuju Sumsel Maju, Terdepan, dan Berkelanjutan di Tahun 2045
BACA JUGA:Pemkot Palembang Beri Dukungan & Sinergi Wujudkan Sumsel Maju Untuk Semua
Stabilnya perekonomian Sumsel berdampak pada turunnya persentase kemiskinan hingga menyentuh angka 11,78 persen di akhir 2023 atau secara agregat menurun 10 persen selama 20 tahun. Sumsel juga mampu menekan angka kemiskinan ekstrem ke titik 1,29 persen yang menjadi angka penurunan tercepat di Indonesia.
Fatoni memaparkan, Sumsel terus berupaya menekan angka pengangguran. Saat ini, tingkat pengangguran terbuka sudah berada di angka 4,11 persen. Capaian ini sudah lebih baik dari angka nasional. Sementara itu, pada bidang kesehatan, Sumsel sudah berupaya optimal dalam menurunkan prevalensi stunting.
Pada 2022 angka stunting di Sumsel tersisa 18,6 persen. “Masih ada 4 persen lagi, menuju target yang ditetapkan, yaitu 14 persen di tahun 2024,” bebernya. Kondisi kesehatan juga ikut mendongkrak capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumsel yang juga terus bergerak naik.” Pada 2023, berdasarkan metode baru Long Form SP2020 mencapai 73,18 dan merupakan tahun keenam status IPM kategori tinggi,” jelasnya
Namun terdapat sejumlah “PR” yang masih harus dibenahi di Bumi Sriwijaya ini seperti masalah isu global penghentian penggunaan batubara yang harus direspons cepat, transformasi ekonomi.
BACA JUGA:Yuk Daftar! Hafidz Tohir dan Tokoh Muda Sumsel M Rasjid Rajasa Gelar Mudik Gratis Jakarta-Palembang
BACA JUGA:Kejaksaan Adakan Gerakan Pangan Murah Serentak, Instruksi Kejati Sumsel kepada seluruh Kejari
Kemudian kondisi sektor pertanian yang cenderung menurun produksinya, terutama akibat perubahan iklim atau cuaca ekstrem. “Langkah reformasi tidak cukup, perlu transformasi baik itu transformasi sosial, ekonomi, dan tata kelola,” bebernya.
Ada lima sasaran visi Sumsel MAPAN 2045. Pertama, peningkatan pendapatan per kapita. Untuk PDRB per kapita ditarget Rp498,40 juta-Rp585,54 juta/tahun. Lalu, Indeks Biru Ekonomi Indonesia (IBEI) 216,09 dan kontribusi PDB industri pengolahan 23,66-24,82. Kemudian, pengentasan kemiskinan dan ketimpangan. Target 2045, tingkat kemiskinan di Sumsel sisa 0,21-0,46 persen. Kemudian rasio gini (Indeks) 0,270-0,321 dan kontribusi PDRB Provinsi 3,56 persen.
Untuk kepemimpinan, indeks daya saing daerah ditarget 5,0. Sementara peningkatan daya saing SDM Sumsel 2024, indeks modal manusia 0,69. Terakhir, untuk penurunan intensitas emisi gas rumah kaca (GRK) 97,29 persen.