INDRALAYA, SUMATERAEKSPRES.ID - Harga cabai yang masih cukup tinggi membuat para petani lebih memilih buah pedas untuk ditanam.
Meskipun terkadang harganya fluktuatif, namun potensi dijual di bawah harga modal jarang terjadi. Kebutuhan pasar yang besar akan permintaan cabai di pasaran membuat harganya meroket.
Sofyan, salah satu petani cabai merah di Desa Palem Raya, Kecamatan Indralaya mengaku, tak pernah putus menanam cabai merah di atas lahan seluas 1/4 hektare miliknya.
BACA JUGA:Siapkan Lahan, Tanam Cabai dan Sayur
BACA JUGA:Tanam Cabai dan Sayur Mayur
“Memang kalau tanam cabai, kami yakin hasilnya menguntungkan, jadi terus tanam tiap tahun,” ungkap Sofyan. Biasanya ada sekitar 5 ribu polibag batang cabai yang ditanam di lahan tersebut.
“Kalau untuk kebutuhan tanam di lahan ini muat sekitar 5.000 batang, tapi kita juga siapkan cadangan beberapa ratus bibit untuk sulam jaga-jaga kalau ada bibit yang mati,” tukasnya.
Kini, di lahan milik Sofyan tersebut sudah mulai dipanen cabai merah keriting sejak bulan Januari lalu. Biasanya masa panen cabai merah keriting bisa dilakukan hingga 4 bulan ke depan sejak awal pemetikan.
‘’Sekarang sudah jalan 3 bulan masa petik panen, sebelum cabai yang kita panen sekarang ini habis buahnya,’’ ujarnya.
BACA JUGA:TP PKK Pusatkan Gerakan Tanam Cabai di Kabupaten Bogor
BACA JUGA:Untuk Hasil Berkualitas, Ini yang Harus Diperhatikan Saat Menanem Cabai
Dikatakannya, pihaknya sudah mulai melakukan pe-nyemaian benih-benih cabai. ‘’Tujuannya supaya nanti pada saat penanaman kembali, benih sudah siap tanam. Sehingga tidak makan banyak waktu tunggu,” jelasnya.
Sofyan menyebut, rata-rata modal yang disiapkan untuk bertani cabai di lahan tersebut mencapai Rp100 juta.
“Kalau Rp100 juta sudah ada keluar, kalau ada serangan hama, penanggulangan nanti keluar modal lagi bisa ada yang nambah lagi,” sebutnya.
Menurutnya, cabai merupakan salah satu jenis tanaman yang potensial untuk dibudidayakan. Karena keuntungannya cukup menjanjikan.