PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID – Kementerian Agama (Kemenag) RI berupaya membenahi maktab jemaah calon haji (JCH) Indonesia di Mina. Selama ini, ada yang harus ditempatkan di Mina Jadid. Tempat itu paling jauh dari terowongan menuju lokasi lontar jumrah.
Dengan semua kumpul di wilayah Muaishim, jemaah Sumsel pun mengucap syukur. “Alhamdulillah kalau semua dipindahkan ke Muaishim. Karena Mina Jadid itu paling jauh, ujung sekali Mina, perbatasan Musdalifah,” beber Sekretaris Forum KBIH Sumsel, H Fery Munandar, kemarin (18/3).
Menurutnya, cukup berat memang bagi jemaah yang maktabnya di kawasan Mina Jadid untuk melakukan lontar jumrah. “Sebab jalan kaki pulang pergi bisa sampai 16 km,” jelasnya. Sedangkan kalau maktab di wilayah Muaishim, pulang pergi hanya kurang lebih 8 km.
“Jadi setengahnya. Makanya kita bersyukur Kemenag berupaya tak ada lagi jemaah kita ditempatkan di Mina Jadid,” jelas Fery. Ia hanya berharap, pemerintah bisa juga meningkatkan kenyamanan terhadap jemaah selama di Mina.
Salah satunya dengan mengurangi kapasitas jemaah dalam satu tenda. “Idealnya satu tenda yang kecil itu 12-15 orang, masih lumayan longgar lah. Tapi kalau sudah 20 orang, rasanya tidak nyaman lagi karena terlalu banyak,” tutur dia.
BACA JUGA:Tersisa 10 JCH Tambahan, Pelunasan Tahap Dua
BACA JUGA:Masih 9 JCH di Prabumulih Belum Lunas BIPIH Tahap II
Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan, musim haji tahun ini tidak ada lagi jemaah haji Indonesia yang bakal ditempatkan di Mina Jadid. Menurutnya, sebanyak sembilan maktab jemaah haji Indonesia yang semula berada di Mina Jadid, akan dipindahkan ke wilayah Muaishim.
"Penempatan jemaah haji Indonesia di Mina ada perubahan lokasi. Maktab 1-9 dengan jumlah jemaah kurang lebih 27.000 yang selama ini di wilayah Mina Jadid direlokasi ke Muaishim," bebernya. Ini upaya pemerintah agar jemaah haji Indonesia tidak terlalu jauh dengan jamarat.
Saat ini, penyiapan akomodasi jemaah haji di Mekah dan Medinah telah selesai. Saat ini tengah menyiapkan sejumlah layanan lain di Arab Saudi, seperti konsumsi dan transportasi. Untuk konsumsi, jemaah haji Indoesia rencananya akan mendapatkan 27 kali makan selama di Medinah, 84 kali makan di Mekah, dan 15 kali makan ditambah 1 kali snack berat di Masyair.
“Untuk layanan konsumsi di bandara Jeddah sesuai dengan keputusan Panitia Kerja BPIH 1445 H dialihkan ke Mekah,” jelas Menag. Pemerintah juga telah menyelesaikan kontrak bus selawat dan telah menyusun halte-halte serta terminal untuk memudahkan layanan jemaah haji selama di Mekah.
Saat ini, Kemenag sedang mengkaji pengurangan masa tinggal jemaah haji di Tanah Suci. Selama ini, lama JCH tinggal mencapai 40 hari. Pengurangan masa tinggal itu berdampak besar pada efisiensi biaya rukun Islam kelima itu.
BACA JUGA:Kesempatan JCH Cuma 13 Hari, Hari Ini Mulai Pelunasan Tahap 2
BACA JUGA:45 Persen JCH Sumsel Lansia-Risti, Petugas Haji Daerah Diminta Tak Pilih Kasih
“Masih terlalu lama, jika bisa dipangkas, tentu akan terjadi efisiensi biaya,” kata Plt Sekjen Kemenag RI, Abu Rokhmad. Pengurangan masa tinggal ini kecil peluangnya diterapkan di Medinah.