SUMATERAEKSPRES.ID - Tokoh Agama/KUA Muara Enim Bulan Ramadan menjadi bulan penuh dengan rahmat Allah SWT. Juga ampunan terhadap semua dosa hamba-Nya yang minta ampunan pada bulan suci ini. Untuk itu, saatnya kita saling mengajak dan memotivasi untuk beramal serta berbuat baik.
Mulai bertasbih, tahlil dan takbir, bersedekah, beribadah dan lain sebagainya. Semua hal baik yang kita lakukan di bulan Ramadan ini pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT. Contohnya salat tarawih. Walau sunnah, namun pahalanya bagaikan menjalankan ibadah wajib di bulan-bulan selain Ramadan.
Shalat tarawih juga memiliki beberapa keutamaan seperti dalam hadits berikut: ‘Barangsiapa melakukan qiyam Ramadan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosa yang telah lalu akan diampuni’. (H.R Bukhari dan Muslim).
Ada pun bulan Ramadan ini dapat dibagi menjadi tiga keutamaan, yaitu sepuluh hari pertama rahmat, sepuluh hari kedua adalah ampunan, dan sepuluh hari terakhir yakni terbebas dari api neraka. Walaupun ada mengatakan hadits ini adalah dhoif, tapi untuk memotivasi umat Islam beribadah di bulan Ramadan ini, tiga keutamaan itu sangat bagus sekali.
Seperti bunyi hadits tersebut: ‘Awwaluhu Rahmah, Wa awusathuhu maghfirah, Wa Aakhiruhu 'Itqun minannaar’. Artinya: awal bulan Ramadan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka’.
BACA JUGA:Inilah 13 Amalan Ala Rasulullah SAW yang dilaksanakan selama Ramadan
BACA JUGA:Minta Pengusaha Hiburan Patuh, Tutup Selama Bulan Ramadan
Pada prinsipnya, hadits yang berkaitan dengan fadhail amal (keutamaan beramal) boleh diriwayatkan atau dalam konteks pembahasan tulisan ini, boleh digunakan untuk ceramah. Walau pun dhaif. Namun dengan dua syarat. Pertama, tidak berhubungan dengan akidah, seperti sifat Allah SWT dan lainnya. Kedua, tidak berhubungan dengan hukum syariat seperti halal dan haram.
Ada pun di bulan Ramadan ini, setiap muslim tentu berharap diampuni dosannya yang lalu, sebagaimana riwayat al-Bukhari berikut: ‘Man shooma ramadhoona Iimaanaa Wahtisaabaan ghufiralahu Maa Taqaddama mienn zannbih’. Artinya: ‘Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu’ (HR. Bukhari).
Atau juga bisa dengan redaksi yang lebih umum, yaitu qâma ramadlâna, yang juga diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. Artinya: "Siapa yang menghidupkan bulan Ramadan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt, maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah SWT maka di ampuni dosanya yang telah lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Kiai Ali Mustafa Yaqub menyatakan bahwa hadits ini sudah cukup untuk menjelaskan keutamaan beribadah pada bulan Ramadan. Semoga kita semua mendapatkan tiga keutamaan di bulan suci Ramadan ini.(*/way)