Imam Ahmad juga menyertakan versi perdebatan antara Adam dan Musa, dengan menekankan bahwa Adam diciptakan langsung oleh Allah.
Namun, Adam menanggapi dengan bijaksana, menunjukkan bahwa tindakannya telah ditakdirkan oleh Allah sebelum penciptaan langit dan bumi
Dalam versi yang lebih panjang yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Nabi Adam AS bahkan membantah Nabi Musa AS dengan mengacu pada wahyu yang diturunkan Allah kepadanya, yaitu Kitab Taurat.
BACA JUGA:Refleksi Pemilu 2024: Kemenangan Nasdem dan Gerindra di Sumsel Jadi Penentu Arah Politik?
BACA JUGA:Fix, Setahun 3 Kali Penerimaan CPNS-PPPK, Jabatan ASN Bisa Diisi TNI-Polri
Dikeluarkannya Nabi Adam AS dari surga termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 36. Allah SWT berfirman,
فَاَزَلَّهُمَا الشَّيْطٰنُ عَنْهَا فَاَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيْهِ ۖ وَقُلْنَا اهْبِطُوْا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ ۚ وَلَكُمْ فِى الْاَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَّمَتَاعٌ اِلٰى حِيْنٍ
Artinya: 'Lalu, setan menggelincirkan keduanya darinya sehingga keduanya dikeluarkan dari segala kenikmatan ketika keduanya ada di sana (surga). Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain serta bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."
Menurut hadits yang terdapat dalam Kitab Shahih Muslim, peristiwa tersebut terjadi pada hari Jumat. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Sebaik-baik hari yang padanya matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan. Pada hari itu juga beliau dimasukkan ke surga dan pada hari itu pula beliau dikeluarkan dari surga." (HR Muslim)
BACA JUGA:Bahas Pengadaan ASN 2024
BACA JUGA:Instruksi Mentan, Maret Tanam Padi, Minta Pemda Pastikan Tak Ada yang Menunda
Dalam perdebatan antara Adam dan Musa, kita disuguhi dengan pelajaran yang mendalam tentang takdir, pertanggungjawaban, dan hikmah di balik tindakan manusia.
Meskipun keduanya adalah nabi yang dihormati, perbedaan pandangan mereka mengingatkan kita akan kebesaran Allah dan kompleksitas ciptaan-Nya.
Sebuah pengingat bahwa kebijaksanaan dan rahmat-Nya melampaui batas pemahaman manusia, dan kita sebagai umat-Nya diuji untuk merenungkan peran kita dalam rencana-Nya yang mahaagung.
(Novis)