Optimistis Kinerja Semakin Positif di 2024
PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI berkomitmen terus menjaga momentum pertumbuhan kinerja berkelanjutan melalui ekspansi bisnis yang sehat berorientasi jangka panjang.
Hal ini bertujuan memastikan perseroan dapat membukukan profitabilitas yang terus meningkat, tangguh menghadapi dinamika dan tantangan ekonomi, serta memberikan return optimal bagi negara dan pemegang saham.
Perseroan telah mengadakan RUPS Tahunan Tahun Buku 2023 dan menyetujui pembagian dividen sebesar 50 persen dari laba bersih tahun buku 2023, senilai total Rp10,45 triliun.
BACA JUGA:BNI Bantu Biayai Diaspora Wiraswastawan
BACA JUGA:Tingkatkan Literasi, BNI-OJK Ajak Kenalkan Program SiMuda
Nilai pembagian dividen naik 42,76 persen dari total dividen tahun buku 2022 senilai Rp7,32 triliun.
Dengan demikian, nilai dividen per lembar saham kali ini ditetapkan Rp280,49. Memperhitungkan komposisi saham milik pemerintah sebesar 60 persen, maka Perseroan akan menyetor dividen Rp6,27 triliun ke rekening Kas Umum Negara.
Adapun porsi 50 persen lainnya dari laba bersih Perseroan atau Rp10,45 triliun akan digunakan sebagai saldo laba ditahan untuk pengembangan usaha berkelanjutan BNI Group ke depan.
Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar menyampaikan kenaikan rasio pembayaran dividen menjadi 50 persen di tahun ini seiring kinerja keuangan perseroan yang terus membukukan kinerja positif dengan capaian laba bersih senilai Rp20,9 triliun di 2023.
BACA JUGA:Loker Terkini! BNI Cari Karyawan Baru, Terbuka untuk Lulusan SMA SMK D1 D3 S1
BACA JUGA:Laba BBNI Bisa Tembus Rp25 Triliun
Perseroan juga berhasil mengelola rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) pada level yang sehat mencapai 22 persen di Desember 2023, sehingga memiliki kapasitas untuk membagi dividen dengan rasio dan nilai yang lebih besar, sambil tetap memenuhi kebutuhan bisnis dan investasi BNI Group.
“Kinerja yang positif mampu dicapai di tengah berbagai tantangan eksternal pada tahun 2023, utamanya disebabkan peningkatan risiko geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga global, serta perlambatan ekonomi di Tiongkok,” ungkap Royke.
Perseroan tetap konsisten dan disiplin menjalankan program transformasi selama tiga tahun terakhir. Langkah strategis ini menjadi turning point yang semakin memperkuat fondasi bisnis BNI.