Selain itu, lanjutnya, beras SPHP kualitas medium dari Bulog tak hanya disalurkan ke pasar ritel tradisional tetapi juga pasar modern. "Jadi di pasar modern pun sekarang sudah ada beras SPHP," katanya.
Dengan stok beras yang dimiliki saat ini kurang lebih 5.000 ton, Elis mengatakan ini bisa tahan hingga 2 bulan ke depan. "Kita juga menyerap beras impor dari Thailand yang sudah masuk secara bertahap," pungkasnya.
Sebelumnya, Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Sumsel Babel, Rinaldy Pratama mengatakan Bulog Sumsel dan Babel sudah menerima 21 ribu ton beras impor dari Thailand.
Masih ada 21 ribu ton beras impor yang dalam perjalanan pengiriman ke Sumsel. Total akan ada 42 ribu ton beras impor masuk Sumsel.
"Jumat (1/3) kita bongkar muat beras di Pelabuhan Boom Baru sebanyak 9.284 ton beras impor dari Thailand," kata Rinaldy.
Total yang sudah masuk ke Sumsel ada 21 ribu ton dan saat ini dimuat ke gudang-gudang penyimpanan milik Bulog Sumsel Babel. Beras yang datang ini merupakan beras medium, namun kualitasnya setara beras premium.
Katanya, impor beras ini untuk stabilisasi harga melalui beras Stabilitas Pasokan Harga Pasar (SPHP), penugasan Operasi Pasar (OP), bantuan pangan, dan Gerakan Pangan Murah (GPM) bekerjasama dengan Pemerintah Daerah (Pemda).
“Impor beras ini kita lakukan karena saat ini ada kenaikan harga beras oleh beberapa faktor, mulai dari iklim, pergeseran musim tanam, serta faktor lainnya sehingga berdampak pada musim panen,” jelasnya.
BACA JUGA:Distribusi Bansos Dihentikan Sementara, Hormati Pemilu 2024
BACA JUGA:Hore, Bansos Beras Diperpanjang Lagi Sampai Juni 2024. Sebanyak Ini Jumlah Penerimanya
Terkait stok, kata dia, saat ini stok beras yang ada di gudang sebanyak 3.200 ton, ditambah beras impor yang masuk, maka stok beras di Sumsel Babel aman hingga tiga bulan ke depan.
“Jadi masyarakat jangan panik, karena beras Bulog sudah banyak di pasar tradisional, ritel modern, dan GPM juga terus digencarkan,” tegasnya. (tin/fad)