SUMATERAEKSPRES.ID - Badan Antariksa Amerika Serikat, NASA, mengumumkan rekrutmen tim sukarelawan yang siap terlibat dalam misi simulasi ke Mars.
Meskipun NASA belum memiliki rencana langsung untuk mengirim manusia ke planet merah dalam waktu dekat, mereka tengah mempersiapkan diri dengan melakukan simulasi di Bumi.
Misi simulasi ini, dikenal sebagai Crew Health and Performance Exploration Analog (CHAPEA), bertujuan untuk memahami respons psikologis dan kesehatan manusia dalam kondisi serupa dengan misi luar angkasa.
Tim NASA sedang mencari sukarelawan yang sehat, termotivasi, bukan perokok, berusia 30-55 tahun, dan mampu berkomunikasi efektif dalam bahasa Inggris.
BACA JUGA:NASA Kehabisan Dana, 530 Karyawan JPL Dipecat, Bagaimana Nasib Misi ke Mars?
BACA JUGA:Bagaimana Rasanya Tinggal di ISS, Barang Termahal di Dunia yang Berharga Fantastis
Para relawan ini akan terlibat dalam simulasi lingkungan Mars menggunakan habitat cetak 3D, dan mereka akan menjalankan serangkaian tugas terkait Mars sebagai bagian dari persiapan untuk misi berawak Mars di masa depan.
Program CHAPEA sebelumnya melibatkan kelompok sukarelawan pada Juni tahun lalu, yang tinggal dalam lingkungan simulasi selama kurang lebih satu tahun.
Saat ini, NASA membuka kesempatan bagi warga negara atau penduduk tetap Amerika Serikat untuk bergabung dengan tim masa depan.
Dikutip Sumateraekspres.id dari Digital Trend, NASA mencari individu dengan minat untuk berkontribusi pada pekerjaan persiapan perjalanan manusia pertama ke Mars.
BACA JUGA:Tenere, Disebut Pohon Paling Kesepian di Dunia, Kok Bisa?
BACA JUGA:Kecerdasan Gurita di Luar Nalar, Ilmuwan Sebut Asal Mahluk Ini dari Luar Angkasa, Apa Iya?
Mereka mengharapkan sukarelawan dengan keinginan petualangan yang kuat, dan khususnya, ilmuwan dengan gelar master di bidang STEM seperti biologi, matematika, atau teknik, atau pilot dengan pengalaman uji coba setidaknya 1.000 jam.
Kelompok baru ini dijadwalkan akan memasuki habitat CHAPEA pada musim semi tahun 2025 dan akan tinggal selama setahun penuh.
Relawan yang diterima akan mendapatkan pembayaran, namun, NASA menekankan bahwa tantangan simulasi termasuk keterbatasan sumber daya, kegagalan peralatan, penundaan komunikasi, dan stres lingkungan lainnya.