BACA JUGA : Tahukah Kamu! Coretan Dinding Tunjukkan si Kecil Mulai Bisa Berekspresi BACA JUGA : Penting Dicoba! Psikolog Bagikan Tips Mencegah Penculikan AnakDari sisi psikologis, perilaku ini berkaitan dengan pemrosesan sensoris anak. Mereka yang kesulitan fokus karena ada masalah dalam pemrosesan sensoris ini, selanjutnya melakukan perilaku demikian (menggigit-gigit ujung pensil) untuk membantunya fokus. "Perilaku ini seperti memberikan efek soothing atau menenangkan bagi mereka (anak,red). Salah satu cara membantu kondisi ini adalah memfasilitasi anak-anak ini dengan benda-benda yang aman untuk digigit (bahan silicone yang food grade, dan lainnya)," katanya. Namun tentu sulit dalam kondisi pandemi seperti ini, dimana standar kebersihan yang harus dilakukan terbilang tinggi. "Waspadai kebiasaan anak gigit kuku, pensil dan benda-benda lainnya," ucapnya Sementara, dokter spesialis anak RSMH Palembang, Pipi Sofiah mengatakan, kebiasaan-kebiasan tersebut menunjukkan tanda kecemasan atau kekuatiran seseorang. "Kebiasaan menggigit sesuatu (kuku, jari, pensil, pena dan lainya) akan menyebabkan kuman masuk melalui mulut,"jelasnya Selain itu, lanjutnya, bagian tubuh yang digigit seperti kuku atau jari dapat menyebabkan infeksi atau luka yang bisa menjadu berbahaya. "Kebiasaan tersebut menjadikan anak tidak fokus pada pembelajaran,"ucapnya. Lebih jauh dijelaskan, Pengawasan oleh orang tua, guru dan pendamping anak sangat diperlukan sedini mungkin dan secara rutin dan konsisten, dapat dialihkan dengan berbagai cara menyesuaikan usia perkembangan anak. "Secara kejiwaan akan mempengaruhi mental seorang anak. Kita harus mengetahui penyebabnya dan membantu anak mengatasi penyebab cemas, kuatir, bosan dan lainnya,"katanya. Agar anak tidak melakukan hal tersebut, alihkan dengan kegiatan lain, misalnya upayakan kuku selalu pendek atau mengunyah permen atau buat percaya diri. "Anak bisa menjadi tidak percaya diri, mengucilkan diri, minder, dapat di bully teman, dan lainnya,"tandasnya (nni)
Kategori :