Virus campak, yaitu virus yang menyerang sistem pernapasan, dan menular melalui air liur atau lendir orang yang terinfeksi
Jika disebabkan oleh infeksi virus, tidak ada obat khusus untuk menyembuhkannya.
Tentunya kasus amandel bengkak akibat virus akan sembuh dengan sendirinya, atau anda bisa mengonsumsi obat-obatan yang dijual bebas untuk mengurangi rasa sakit.
2. Infeksi bakteri
Kondisi amandel bengkak akibat infeksi bakteri umumnya disebabkan oleh bakteri Streptococcus.
Kelompok bakteri Streptococcus, ada beberapa bakteri lain penyebab amandel bengkak, seperti Neisseria gonorrhea, Haemophilus influenza Tipe B, dan mycoplasma.
Tentunya dengan risiko terkena amandel bengkak ini akan sangat tinggi jika seseorang terlibat kontak erat dengan orang yang terinfeksi beberapa bakteri tersebut.
Jika disebabkan oleh infeksi bakteri, dokter akan meresepkan antibiotik seperti penisilin. Konsumsi penisilin selama 10 hari merupakan pengobatan amandel bengkak yang paling umum
Konsumsi antibiotik ini harus dihabiskan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh dokter, meski gejala amandel bengkak telah hilang. Jika sampai antibiotik tidak dihabiskan, infeksi dapat mengalami perburukan atau menyebar ke bagian tubuh lain.
3. Merokok
Kebiasaan merokok, baik tembakau maupun vape, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan menyebabkan peradangan. hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur yang menyebabkan amandel bengkak.
Bahkan ada penelitian menunjukkan bawa perokok lebih berisiko menderita radang amandel kronis (berulang).
Untuk mengurangi bengkak pada amandel, perokok harus menghentikan kebiasaan merokok sesegera mungkin.
Jika amandel bengkak tak kunjung hilang atau kembali lagi, dokter mungkin akan melakukan operasi pengangkatan amandel.
4. Kanker amandel (tonsil)
Gejala kanker tonsil yang paling umum adalah amandel bengkak atau membesar, yang disertai suara serak, benjolan di leher atau tenggorokan, sakit tenggorokan yang berkepanjangan, kesulitan menelan, hingga sakit telinga atau rahang.