Berharap Keberkahan di Tahun Naga Kayu

Sabtu 10 Feb 2024 - 20:16 WIB
Reporter : Tim
Editor : Widi Sumeks

Selain itu meningkatkan kebatinan persaudaraan sesama umat beragama, baik Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. "Kita semua doakan Tahun Baru Imlek akan selalu diberkahi Tuhan," katanya.

Ko Alam mengatakan harapannya sebagai praktisi spiritual, semoga tahun 2024 dan Tahun Naga Kayu ini selalu mendatangkan berkat buat semua. "Perjalanan politik tahun ini pun bisa menciptakan keamanan, ketenteraman, kebahagiaan, kenyamanan untuk rakyat Indonesia. Kita berharap mendapat pemimpin sesuai pilihan rakyat, pemimpin yang bijaksana, yang bisa menyelesaikan semua kesulitan yang ada di rakyat," ungkapnya.

Menurutnya, yang terpilih diharapkan bisa memberikan kebahagiaan, kemakmuran, kesejahteraan untuk rakyat Indonesia. "Naga kayu luar biasa, semoga selalu mendatangkan kebaikan, dan ekonomi lebih baik lagi. Semua kegiatan apa pun bisa berjalan lancar dan mendapatkan nilai positif," pungkas dia. 

Di perayaan Imlek,  bagi-bagi angpau sendiri menjadi tradisi tak terpisahkan dalam budaya Tionghoa. Tradisi tahunan ini tak pernah absen dan selalu ditunggu-tunggu masyarakat Tionghoa, terutama bagi yang masih lajang dan anak-anak. Salah satu tokoh masyarakat Tionghoa, Arifin mengatakan angpau adalah hadiah atau pemberian uang pada hari Tahun Baru Cina. 

Biasanya mereka yang sudah berkeluarga memberikan angpau kepada anak-anak atau keluarga terdekat menggunakan amplop merah. Angpau biasanya diberikan saat malam sebelum perayaan Imlek atau pagi hari saat bersembahyang. “Pemberian angpau dengan harapan penerimanya dilimpahkan rezeki dan keberuntungan selama Tahun Baru. Selain itu memberikan kebahagiaan bagi anak-anak,” ungkapnya.  

Angpau sendiri berasal dari kata ang berarti merah dan pau artinya amplop. Angpau berisi sejumlah uang yang umumnya diberikan kepada anggota keluarga yang masih lajang atau anak-anak. “Warna merah pada angpau merupakan simbol keberuntungan, sementara ilustrasi pada amplop melambangkan berkah dan harapan baik agar penerimanya berumur panjang serta dilimpahkan kemakmuran dan kesehatan,” tuturnya.  

Isu angpau sendiri dapat bervariasi. “Tergantung pemilik angpau, yang penting mengisi angpau mereka ikhlas, karena memang tidak diwajibkan mengisi jumlah banyak. Saya sendiri juga memberikan angpau kepada anak-anak yang datang,” jelasnya. 

Namun di Imlek 2575, Arifin mengaku tidak sebahagia menyelenggarakaan Imlek 2574 sebelumnya. “Tahun 2574 saya bahagia karena masih hadir seorang ibu. Tetapi tahun ini dari pagi saya meneteskan air mata. Teringat ibu, sedih. Tidak lagi bersama kami di tahun ini,“ ungkap Arifin. (iol/yun/afi/)

 

Kategori :