Turun 0,1 persen dari proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 yang mencapai sebesar 3 persen,” beber Ratno.
Kondisi global tersebut, tentu dapat memberikan dampak yang signifikan pada perekonomian Indonesia. “Apabila pemerintah, regulator, pelaku industri dan pemangku kepentingan lainnya tidak menyiapkan langkah antisipatif,” imbuhnya.
Karena itu intelijen harus memberikan data yang sangat akurat, tepat, dan analisa yang memberi kepastian, sebagai bahan pengambilan keputusan oleh user dalam hal ini pemerintah.
“Sebab keputusan yang salah, akan menggiring kegagalan. Sedangkan keputusan yang tepat, menjamin kesuksesan. Nah, keputusan yang tepat itu lahir dari analisa yang akurat,” jelas Ratno.
Lanjut dia, seorang intelijen yang andal adalah yang bekerja dengan kaidah, standar, prosedur, teknik dan metode yang bisa menembus kebuntuan suatu permasalahan.
“Memiliki kemampuan untuk dapat mengungkap misteri masa lalu, bisa diandalkan untuk menyingkap tabir masa kini. Serta memiliki kiat untuk menembus kabut masa depan," papar Ratno.
Mengutip ahli perang Tionghoa Kuno, Sun Tzu, intel sebagai senjata andalan perang. Sun Tzu sebenarnya berpendapat bahwa peperangan sebaiknya dihindari.
Sebab, perang sebagai jalan terakhir yang terpaksa ditempuh jika cara lain sudah tidak bisa lagi dilakukan.
“Karenanya, Sun Tzu menganjurkan untuk dapat menguasai musuh tanpa berperang, merupakan prestasi yang lebih baik ketimbang memenangkan 100 kali peperangan,” tegasnya.
Sekadar diketahui, salah satu intelijen andal yang dimiliki Polri itu pada tahun 2007 silam pernah menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia mengikuti kuliah di Federal Bureau of Investigation (FBI) Amerika Serikat.
Bahkan tahun lalu, Polri mengirim 6 personelnya menjadi delegasi dalam kegiatan FBI Asia Facific Conference, di Kuala Lumpur, Malaysia, 26-30 Juni 2023. Salah satunya, Ratno Kuncoro.
BACA JUGA:GAS! Rekan Korban 'Cinderella' Dicari Polisi, Penyelidikan Mendalam Terus Dilakukan
BACA JUGA:Pentingnya Tera: Polisi Himbau Pelaku Usaha dan Konsumen untuk Hindari Kerugian
Perihal kegiatan mengenai intelijen di dunia, juga aktif dikirim Ratno Kuncoro baik sebagai peserta maupun pembicara. Sehingga setidaknya lebih 20 negara sudah dikunjunginya.
Di antaranya, Bosnia, Kroasia, Amerika Serikat, Jerman, Italia, Monaco, Australia, Jordania, Nepal, Belanda, Prancis, Arab Saudi, Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, Cina, dan negara-negara Asia lainnya. (air/kms/)
Brigjen Pol Ratno Kuncoro SIK MSi, FOTO: KRIS SAMIAJI/SUMEKS