LUSAIL – Final Piala Asia antara tuan rumah Qatar berhadapan dengan Jordania di Stadion Lusail akan digelar Sabtu (10/2) malam.
Sebagai tuan rumah, Qatar akhirnya memastikan masuk final. Dua kali lolos ke final Piala Asia, dua kali pula ada campur tangan pelatih Spanyol menjadi kunci keberhasilan Qatar.
Pada final 2019 lalu, Felix Sanchez Bas yang menakhodai Qatar. Nah, pada final tahun ini giliran Bartolome Marquez Lopez alias Tintin sebagai juru taktik Qatar yang terkenal dengan julukan The Maroons.
Tintin datang dari Aspire Academy yang merupakan cikal bakal kekuatan Qatar sedekade terakhir. Sebagai pelatih, Tintin pun mampu meneruskan tongkat estafet kepelatihan kompatriotnya.
BACA JUGA:Selain Lolos 16 Besar Piala Asia 2024, Ini Deretan Prestasi Skuad Garuda
BACA JUGA:Terima Kasih Kirgistan, Indonesia Lolos ke 16 Besar Piala Asia
Meski tidak secara langsung menggantikan Sanchez, Tintin berhasil segera mengembalikan performa Hassan Al-Haydos dkk.
Performa Qatar sempat goyah di tangan duo pelatih asal Portugal, Bruno Pinheiro (2022–2023) dan Carlos Queiroz (2023).
Satu hal yang berbeda antara Tintin dari Sanchez adalah skema permainan tim. Tintin lebih fleksibel ketimbang Sanchez Bas yang lebih sering mengusung formasi 5-3-2 di Piala Asia 2019 dan Piala Dunia 2022.
’’Aku mencoba mengimplementasikan ide dan filosofiku. Aku di sini bukan untuk mengubah segalanya,’’ beber Tintin seperti dilansir Mundo Deportivo.
BACA JUGA:2 Tim Ini Kalah, Peluang Indonesia Lolos 16 Besar Piala Asia 2023 Qatar Semakin Besar?
BACA JUGA:Siap-Siap Indonesia Ditunggu Rekor Jika Lolos ke babak 16 Besar Piala Asia
Sejak fase grup, Tintin menggunakan enam formasi berbeda dalam enam laga. Qatar 'The Maroons' pun mencatatkan 100 persen kemenangan dengan menciptakan 14 gol dan kebobolan 6 gol.
Tidak lebih superior ketimbang Piala Asia 2019 ketika The Maroons hanya kebobolan satu gol sepanjang turnamen!
’’Setiap pelatih punya gaya sendiri-sendiri dan yang aku lakukan hanya mencoba memperkenalkan ideku kepada pemain. Aku sangat menghormati semuanya (pelatih) yang datang sebelum aku,’’ jelas mantan entrenador RCD Espanyol itu.
Dari 28 pemain di skuad Qatar saat ini, 17 di antaranya atau 61 persen lebih merupakan bagian dari skuad Qatar dalam Piala Dunia 2022 asuhan Sanchez Bas.
BACA JUGA:CATAT, Inilah Informasi Lengkap Seputar Piala Asia 2023, Cek Jadwal, Tim Peserta, Pembagian Grup!
BACA JUGA:Piala Asia 2023: Dukung STY, Tapi PSSI Ngaku Realistis
Rata-rata sudah masuk skuad juara Piala Asia 2019. Salah satunya striker Akram Afif. Top scorer Qatar pada Piala Asia kali ini (5 gol) tersebut menyebut bahwa skuad yang ada saat ini telah menyatu bak keluarga.
Itulah yang memberikan kesolidan dalam penampilan The Maroons. ’’Selayaknya keluarga, kami mendukung satu sama lain,’’ ujar Akram. Dia jadi striker yang sudah mengoleksi 30 gol dari 104 caps tersebut.
Kini, Tintin dan Afif tinggal berharap kesempurnaan Qatar pada Piala Asia 2024 ini dengan mengkandaskan perlawanan Jordania. (*)