Perubahan budaya berpakaian ini terlihat jelas saat kerajaan-kerajaan Jawa kuno beralih ke era kesultanan Islam.
Sebelum abad ke-15, masyarakat Jawa umumnya mengenakan kain panjang, tenun, ikat, atau kemben. Namun, dengan masuknya agama Islam, kebaya menjadi semakin populer dan menjadi simbol status.
Bahkan, dokumentasi dari Kerajaan Islam seperti Cirebon, Surakarta, dan Yogyakarta menunjukkan penggunaan kebaya oleh keluarga kerajaan.
Perjalanan kebaya dari masa ke masa juga tercermin dalam berbagai jenisnya:
Kebaya Tradisional: Merupakan cikal bakal kebaya pada umumnya. Terbagi menjadi dua jenis, yakni kebaya kartini dan kebaya kutu baru, yang kemudian berkembang menjadi kebaya encim dan kebaya modern.
Kebaya Encim: Berakar dari budaya Tionghoa, kebaya ini menampilkan kehalusan kain dengan hiasan bordir, payet, dan lipatan yang menambah kesan elegan. Dipakai terutama oleh perempuan keturunan Tionghoa.
Kebaya Modern: Merupakan evolusi kebaya dengan sentuhan modern. Pola dan bentuknya tidak lagi kaku seperti kebaya tradisional, dengan variasi pada hiasan, bahan, dan model yang mengikuti tren mode terkini.
Dengan demikian, kebaya tidak hanya sekadar pakaian tradisional, tetapi juga sebuah warisan budaya yang terus berkembang seiring waktu.
Semoga informasi mengenai sejarah dan jenis-jenis kebaya ini memberikan wawasan baru yang bermanfaat bagi pembaca.