BACA JUGA:Doktor Teguh
BACA JUGA:Pengkhianat Drone
Cerita jalan hidup dan jalan pikiran Dahlan Iskan. Seperti judul buku: The Toyota Way. Itu saja yang disodorkan.
Segera saya kontak Mas Zaini mengabarkan nama Disway. Saya ingatkan agar segera siap-siap ketemu Pak Dahlan lagi.
Agar lebih lancar, saya belikan oleh-oleh kesukaannya. Seekor ingkung utuh: ayam kremes presto dari di Restoran Ny Lina. "Apa nama website-nya?" tanya Pak Dahlan.
"Makan dulu Abah. Nanti setelah makan saya akan jelaskan. Pokoknya nama website ini saya temukan di tengah-tengah salat Asar," kata saya.
BACA JUGA:Nusantara Indonesia
BACA JUGA:Emas Budi
Pak Dahlan tiba-tiba tertawa. Mungkin jawaban saya lucu. "Berarti Anda tidak salat dengan khusuk," komentarnya.
Saya pun ikut tertawa.
Siasat berhasil. Pak Dahlan makan malam dengan lahapnya. Walau dengan porsi yang sangat sedikit. Saya dan Mas Zaini yang harus menghabiskan semuanya.
"Apa nama website-nya?" tanya Pak Dahlan lagi. "Disway. Dahlan Iskan Way. Seperti The Toyota Way,’’ jawab saya.
"Nama lainnya apa?" sahutnya.
"Ada yang lain, tapi saya menjagokan Disway saja. Kalau tidak setuju, apa boleh buat," jawab saya. "Oke setuju!" jawab Pak Dahlan. "Saya bisa menulis mulai kapan?" tanyanya.
BACA JUGA:Rasional Khalwat
BACA JUGA:Penduduk Turun
"Dua minggu lagi. Tunggu website jadi dulu," jawab saya. "Tidak bisa. Tanggal 9 Februari pukul 09.00 website harus sudah online,’’ katanya.
"Waktunya hanya dua hari. Sanggup nggak?" tanya saya kepada Mas Gepeng dan Mas Nawie melalui WhatsApp.
"Oke. Dua hari lagi website siap tayang," mereka kompak.