SUMATERAEKSPRES.ID - Selain pempek yang menjadi ikon kuliner Palembang, kudapan khas lain yang berasal dari Sumatera Selatan adalah Gulo Puan.
Namun, keberadaannya kini semakin langka, dengan minimnya pembuat Gulo Puan di daerah tersebut.
Dulu, Gulo Puan merupakan makanan istimewa yang disajikan untuk para bangsawan, bahkan menjadi warisan dari raja-raja Kesultanan Palembang Darussalam.
Namun, saat ini, Gulo Puan telah menjadi makanan khas yang diakui di Palembang.
BACA JUGA:Makanan Tradisional Palembang: Telok Ukan, Gulo Puan, dan Gelenak, Nyaris Terlupakan
BACA JUGA:Nguli Gulo Palu, Lomba Seru yang Melestarikan Kuliner Tradisional
Pembuatan Gulo Puan menggunakan bahan utama susu segar kerbau dari daerah Pampangan, Kabupaten OKI, yang berjarak sekitar 85 kilometer dari Palembang atau 50 kilometer dari Kayu Agung, ibukota Kabupaten OKI.
Gulo Puan secara harfiah berarti gula susu, karena terbuat dari susu segar kerbau.
Proses pembuatan Gulo Puan mirip dengan pembuatan karamel, namun dengan perbedaan utama bahwa Gulo Puan menggunakan gula merah, bukan gula putih seperti pada karamel.
Teksturnya lembut, berpasir, dengan warna kecoklatan, dan memiliki rasa manis gurih yang merupakan perpaduan karamel dan keju.
BACA JUGA:Benarkah Berenang setelah Makan Berbahaya bagi Kesehatan?
BACA JUGA:Jualan untuk Makan-Bayar Kontrakan, Sering Juara Kelas
Gulo Puan biasanya disantap sebagai teman minum teh atau kopi, namun juga enak disajikan dengan roti tawar.
Namun, meskipun merupakan makanan khas OKI, sekarang semakin sulit untuk menemukan penjual Gulo Puan.
Kudapan ini biasanya tersedia di Masjid Agung SMB Kayo Wikramo menjelang salat Jumat dengan harga mencapai Rp 100 ribu per kilogram.