PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Ikan tongkol, meski lezat dan sering diolah menjadi berbagai hidangan lezat, memiliki sisi gelap yang perlu diperhatikan.
Racun yang terdapat dalam ikan ini bisa menyebabkan reaksi alergi yang mengganggu, bahkan hingga membuat jantung berdebar.
Oleh karena itu, perlu cara penyimpanan yang benar sebelum ikan tongkol dikonsumsi untuk memastikan keamanannya.
Menurut para ahli, ikan tongkol termasuk bahan pangan yang rentan mengalami pembusukan dengan cepat.
BACA JUGA:Punya 142 Kontrakan dan 34 Rumah, Harta Kekayaan Haji Bolot Dinilai Melebihi Raffi Ahmad, Apa Saja?
Faktor-faktor seperti tingginya kandungan protein dalam ikan dan kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri pembusuk dapat mempercepat proses pembusukan tersebut.
Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu, pH, oksigen, lama penyimpanan, dan kebersihan alat dan wadah penyimpanan.
Gejala keracunan ikan tongkol dapat muncul dalam hitungan menit atau jam setelah mengonsumsinya. Gejala tersebut meliputi rasa gatal atau terbakar di mulut, pembengkakan bibir, kemerahan pada wajah, sakit kepala, jantung berdebar, pusing, atau munculnya bentol merah pada tubuh.
BACA JUGA:Belum Terima Petunjuk Pusat, Kenaikan Gaji di Rapel Maret
Meskipun gejala ini dapat membaik dalam beberapa jam atau hari, kasus yang lebih parah memerlukan penanganan medis yang lebih serius, termasuk pemberian antihistamin dan perawatan medis lainnya.
Salah satu faktor utama yang menyebabkan ikan tongkol menjadi tidak aman untuk dikonsumsi adalah kontaminasi oleh bakteri patogen seperti Escherichia Coli, Salmonella, dan Vibrio Cholerae.
Salah satu jenis keracunan yang umum terjadi adalah keracunan histamin atau Scombroid Fish Poisoning. Histamin dihasilkan dari asam amino histidin yang terkontaminasi oleh bakteri dan enzim histidin dekarboksilase yang dihasilkannya.
Untuk menghindari keracunan, penting untuk menyimpan ikan tongkol dengan benar.