PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Banyak penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur parasit. Penyakit tersebut diantaranya busuk pangkal batang, busuk akar, layu fusarium, dan penyakit jamur akar putih.
Penyakit ini jelas sangat merugikan petani karena hasil tanaman tak sesuai dengan harapan. Sampai saat ini petani masih bergantung pada fungisida kimia untuk mengendalikan penyakit-penyakit tanaman tersebut. Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh fungi penyebab penyakit tanaman.
BACA JUGA:Terungkap, Cara Kilat Mengatasi Penyakit Jamur hingga Virus pada Ikan Arwana Anda!
BACA JUGA:Dari Jamur hingga Dropsy: Yuk, Kupas Tuntas 6 Penyakit yang Menyerang Ikan Koi dan Penanganannya!
Penggunaan fungisida dapat menimbulkan masalah lingkungan, residunya tidak terdegradasi oleh organisme kecuali mikroorganisme tertentu, akibatnya residu fungisida terakumulasi dalam sel/jaringan organisme dengan konsentrasi berbeda-beda antara tingkat tropik yaitu dari tingkat tropik terbawah sampai tingkat tropik teratas terjadi peningkatan konsentrasi residu.
BACA JUGA:Metode Sederhana Mengatasi Hujan dan Jamur di Kaca Mobil dengan Bahan Rumahan
BACA JUGA:Cara Mudah Budidaya Jamur Enoki, Mulai dari Persiapan Hingga Panen! Begini Triknya
Menurut Davies (2000) dampak negatif lainnya dari penggunaan fungisida adalah dapat menghambat hifa dan kolonisasi fungi mikoriza arbuskula (FMA). Sementara perkembangan hifa dan kolonisasi FMA yang baik memberi manfaat bagi tanaman dalam hal peningkatan kemampuan penyerapan tanaman terhadap unsur hara makro P.
Lalu peningkatan kemampuan tanaman menyerap unsur mikro Cu, Zn, Bo, menghambat infeksi patogen, memperlambat proses penuaan akar serta dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap stres kekeringan.
Untuk menghindari kerugian-kerugian dan dampak negatif penggunaan fungisida kimia, maka perlu memanfaatkan bahan-bahan yang lebih ramah dan aman. Salah satu solusinya memanfaatkan jamur trichoderma, sp.
Jamur trichoderma, sp. merupakan salah satu mikroorganisme fungsional yang dikenal sebagai pupuk biologis tanah dan biofungisida. Mikroorganisme ini adalah jamur penghuni tanah yang dapat diisolasi dari perakaran tanaman lapangan.
BACA JUGA:7 Penyakit yang Sering Menyerang Tanaman Melon dan Cara Mengatasinya
Trichoderma, sp disamping sebagai organisme pengurai, dapat pula berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman. Trichoderma, sp dapat menghambat pertumbuhan serta penyebaran racun jamur penyebab penyakit bagi tanaman seperti cendawan Rigdiforus lignosus, Fusarium oxysporum, Rizoctonia solani, Fusarium monilifome, sclerotium rolfsii dan cendawan Sclerotium rilfisil.
BACA JUGA:Mengenal Penyakit Yang Sering Menyerang Seledri: Begini Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!
BACA JUGA:Mau Tanaman Jeruk Purutmu Bebas Penyakit dengan Cara Efektif? Begini Caranya!
Penggunaan pupuk biologis dan agen hayati Trichoderma, sp sangat efektif mencegah penyakit busuk pangkal batang, busuk akar yang menyebabkan tanaman layu, dan penyakit jamur akar putih. Penggunaan pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp memang tidak memperlihatkan dampak manfaatnya secara langsung seperti pupuk ataupun fungisida kimia. Dengan penggunaan rutin secara berkala pupuk biologis dan biofungisida Trichoderma, sp akan memberikan mafaat yang lebih baik daripada pupuk dan fungisida kimia.
Trichoderma, sp merupakan cendawan (fungi) yang termasuk dalam kelas ascomycetes. Trichoderma, sp banyak ditemukan di dalam tanah hutan maupun tanah pertanian atau pada tunggul kayu.
Trichoderma, sp akan tumbuh dengan baik pada suhu 6ºC sampai dengan 41ºC dengan pH optimum 3 sampai dengan 7 dan Sukrosa dan glukosa merupakan karbon utama. Untuk berkembangbiak cendawan ini menggunakan konidia (spora).