*PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang per 2 Februari 2024 total ada 216 kasus DBD di Kota Palembang, jumlah tersebut meningkat signifikan dibandingkan data 29 Januari 2024 sebanyak 180 kasus.
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Palembang Yudhi Setiawan SKM, M Epid, dinkes langsung mengambil langkah cepat dengan membagikan larvasida ke 216 rumah warga yang terjangkit DBD.
Tak hanya itu, hingga 2 Februari 2024 terdata ada 3 kematian akibat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Palembang. “Ada 216 lokasi rumah yang sudah kita beri larvasida,”katanya di sela acara Gertak PSN, di kelurahan Sako Jl. Sematang borang/jepang RT 24 RW 10, kemarin (5/2).
Masih kata Yudhi, DBD ini menyerang warga kelompok usia kelompok usia 5-14 tahun terdata ada 123 kasus, 15-44 tahun terdata ada 54 kasus.
BACA JUGA:Inilah Obat Alami dan Makanan Bergizi Untuk Mempercepat Penyembuhan DBD
BACA JUGA:Jumlah Penderita DBD Meningkat, Begini Tanggapan Pj Wako dan Ketua DPRD
Sedangkan 1-4 tahun terdata ada 32 kasus, lebih dari 44 tahun terdata ada 2 kasus, dan kurang dari 1 tahun ada 5 kasus.
Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, DBD ini menyerang 113 laki-laki dan 103 perempuan.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari data tersebut diketahui terbanyak yang melaporkan kasus DBD di Puskesmas Sosial 16 kasus, kedua di Puskesmas Kalidoni 15 kasus, Puskesmas 4 Ulul 13 Kasus, dan Puskesmas Sabokingking 12 kasus.
Lebih lanjut ia mengatakan, dari data tersebut diketahui insiden rate per kecamatan terbanyak di Kecamatan Sukarami 38 kasus, disusul Kecamatan Kalidoni 29 kasus dan ketiga Kecamatan Seberang Ulu I yakni 17 kasus.
Pihaknya tak bosan mengingatkan, penyakit DBD ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti melalui gigitannya.
Nyamuk tersebut merupakan penyebab DBD yang akan menularkan virus saat menggigit dan menghisap darah korbannya. Jenis nyamuk tersebut biasanya menyerang di pagi dan sore hari.
Nyamuk aedes aegypti cukup mudah dikenali dengan warnanya yang belang hitam-putih dengan ciri fisiknya yang kecil. “Mereka tidak suka mendiami tempat yang kotor, melainkan menyasar tempat-tempat bersih, seperti bak mandi,” tambahnya.
Pada kesempatan ini pula Kepala Puskesmas PKM Sako, drg Desty Hernita, menginisiasi program "Gertak PSN" atau Gerakan Serentak Pembersihan Sarang Nyamuk. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD dan mendorong kebiasaan hidup bersih dan sehat.