Gelar Ritual Akhir Tahun 2574

Jumat 02 Feb 2024 - 21:53 WIB
Reporter : Adi
Editor : Mario

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Sebagai ungkapan rasa syukur pada Tuhan yang telah memberikan rezeki dan kesehatan sepanjang tahun, pengurus dan umat Kelenteng Wie Ceng Keng yang berlokasi di Jl A Yani Kelurahan 14 Ulu, SU II menggelar ritual sembahyang akhir tahun 2574, belum lama ini.

Yang mana, sembah-yang ini sendiri digelar sejak pukul 11.00 wib dengan ritual kepada dewa. Kemudian, dilanjutkan pukul 14.00 wib yang dilakukan ritual Khokun dan ditutup dengan makan bersama pengurus dan juga umat yang hadir saat itu.

“Dalam kepercayaan umat Tridharma, kita tidak hanya menggelar ritual di awal tahun, namun pada penutup tahun, kita melakukan sembahyang atau ritual.

BACA JUGA:Mengungkap 6 Ritual Wajib saat Perayaan Imlek bagi Umat Khonghucu, Apa Saja?

BACA JUGA:Fhang Sheng: Ritual Melepaskan Burung di Pulau Kemaro yang Penuh Makna

Dalam ritual tadi, kita lakukan pukul 11.00 wib yakni ritual ke para dewa. Baru setelah itu, pukul 14.00 wib kita juga kembali menggelar ritual Khokun yakni untuk para pengawal dewa.

Sesudah tahapan ritual selesai, semua pengurus dan umat akan makan bersama,” kata Hasyim, ketua Kelenteng Wie Ceng Keng ke awak media, belum lama ini.

Dimana kata Hasyim tersebut, ritual tutup tahun yang disebut juga Be Ge tersebut, ini merupakan ritual yang dilakukan para umat sebagai ungkapan rasa syukur pada Thien dan para dewa yang selama satu tahun ini telah banyak memberikan rezeki, kesehatan dan keselamatan.

Bukan hanya itu, momen ini juga dimanfaatkan sebagian umat serta pengurus untuk mendoakan keselamatan bangsa dan negara terutama jelang pemilu mendatang untuk tetap aman dan damai.

BACA JUGA:Lima Festival Besar, Dua Ritual Leluhur

BACA JUGA:Wajib Ada, Ini 5 Persembahan di Kelenteng saat Ritual Sembahyang

“Kami menyadari, selama setahun terakhir, selalu dilindungi dan diberikan rezeki, keselamatan dan kesehatan.

Karena itu, sebagai ungkapan rasa syukur atas semua hal tadi di jelang penutup tahun, kami kembali menggelar sembahyang yang tujuan akhir untuk ungkapan rasa syukur atas segenap pemberian yang diberikan selama setahun terakhir,” jelasnya.

Di samping itu, kata Hasyim lagi, dirinya jua menjelaskan bahwasanya Kelenteng Wie Ceng Keng atau yang lebih dikenal warga dengan Kelenteng Babi tersebut, termasuk salah satu kelenteng tertua yang ada serta tetap berdiri di Kota Palembang.

Bahkan, usia kelenteng yang sudah ratusan tahun ini dibangun sezaman dengan Kelenteng Chandra Nadi atau Kelenteng Dewi Kwan Im di 10 Ulu, Kelenteng Gie Hap Bio di Talang Semut dan Kelenteng Hok Ching Bio yang berada di Pulau Kemaro.

Kategori :