3. Congklak
Congklak, permainan yang masuk melalui bangsa Arab, menjadi bagian dari sejarah permainan tertua di dunia.
Dengan variasi nama seperti 'congklak,' 'dhakon,' atau 'mokaotan,' anak-anak belajar menghitung dan bersosialisasi. 98 biji kerang dan papan dengan 16 lubang menciptakan arena strategis bagi pemain untuk bersaing.
Melalui congklak, generasi masa lalu tumbuh dengan keterampilan berhitung dan rasa kebersamaan.
4. Gasing
Permainan gasing, berasal dari Riau dan merambah ke seluruh Indonesia, memperkenalkan anak-anak pada jiwa kompetitif.
Dengan variasi nama seperti 'gangsing' atau 'begasing,' gasing menjadi arena pertarungan yang membutuhkan keterampilan memutar dan kecepatan tangan.
Melalui gasing, anak-anak belajar memiliki jiwa kompetitif dan keterampilan tangan yang terampil.
5. Ular Tangga
Ular Tangga, permainan yang pertama kali muncul di India kuno, tak hanya memberikan keseruan tetapi juga filosofi mendalam.
Dengan melempar dadu untuk menentukan langkah, anak-anak belajar tentang keberuntungan dan konsekuensi.
Dinamis dan penuh makna, Ular Tangga membiarkan masa kecil terisi dengan pengalaman yang mendidik.
6. Balon Tiup
Permainan balon tiup, dengan tiga balon tiup dalam satu kotak, memadukan keberuntungan dan kecerdikan.
Melalui sedotan kecil, anak-anak menikmati momen seru untuk mendapatkan hadiah. Dengan setiap tiupan angin, mereka belajar tentang keberanian dan keberuntungan.