Yuk! Pahami Konteks Silaturahmi Dalam Perspektif Islam

Selasa 30 Jan 2024 - 19:16 WIB
Reporter : Berry
Editor : Rian Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Hubungan silaturahmi dalam pandangan Islam tidak hanya dianggap sebagai kewajiban, tetapi juga sebagai landasan kuat bagi kehidupan beragama yang bermakna.

Beberapa dalil dan ajaran Islam dengan tegas menggarisbawahi pentingnya menjaga tali silaturahmi, memandangnya sebagai ekspresi ketakwaan kepada Allah SWT.

Salah satu hadits yang menegaskan hal tersebut adalah, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (H.R. Bukhari & Muslim).

Rasulullah pun secara tegas menganjurkan untuk menjalin dan menjaga hubungan baik, bahkan ketika terdapat hambatan dalam lingkungan terdekat, sebagaimana disampaikan dalam hadits, "Silaturahmi bukanlah yang saling membalas kebaikan.

BACA JUGA:Catat, Ini Loh 8 Etika Memelihara Hamster dalam Islam, Simak Panduan Praktisnya!

BACA JUGA:Bisa Jadi Obat Tradisional Turun Temurun, Ternyata Begini Manfaat Air Hujan Menurut Islam

Tetapi seorang yang berusaha menjalin hubungan baik meski lingkungan terdekat (kerabat) merusak hubungan persaudaraan dengan dirinya" (H.R. Bukhari).

Dalam Al-Qur'an, Surah Al-Baqarah Ayat 83 memberikan anjuran untuk berbudi baik kepada kerabat, menyebutkan, "Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin.

Dan bertuturkatalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah shalat dan tunaikanlah zakat." Ini menegaskan bahwa memuliakan kerabat memiliki posisi penting dalam Islam.

Manfaat Silaturahmi dalam Islam:

Melapangkan Rezeki: Silaturahmi dianggap sebagai kunci lapangnya rezeki menurut ajaran Islam. Rasulullah SAW menyatakan,

"Barangsiapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi" (H.R Bukhari & Muslim).

Memperpanjang Umur:

Tindakan bertaubat atas dosa-dosa masa lalu, termasuk menjaga silaturahmi, diyakini dapat memperpanjang umur manusia.

Menghibur Kerabat:

Silaturahmi dianggap sebagai penghibur bagi kerabat saat mengalami kesulitan. "Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)" (QS Ar-Rahmaan: 60).

Tanda Ketaatan Kepada Allah:

Menjaga silaturahmi adalah bentuk ketaatan langsung kepada Allah SWT, sebagaimana Rasulullah menyatakan, "Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia memuliakan tamunya, dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka hendaklah ia menyambung hubungan silaturahmi" (H.R. Bukhari & Muslim).

Menghilangkan Perselisihan:

Silaturahmi dianggap dapat menghilangkan perselisihan antar saudara atau kerabat, memupuk kedamaian melalui komunikasi yang baik.

Mendapatkan Rahmat:

Allah SWT menjanjikan rahmat bagi mereka yang menjaga tali silaturahmi. "Aku adalah Maha Pengasih dan Ia adalah Rahim, nama itu diambil dari bagian nama-Ku, siapa yang menyambungnya, maka Aku memberikan rahmat-Ku kepadanya" (H.R. Abu Dawud).

Masuk Surga:

Rasulullah mengajarkan bahwa dengan menyebarkan salam, memberi makan, dan menjalin silaturahmi, seseorang dapat masuk surga dengan selamat (H.R. Ibnu Majah).

Dengan demikian, silaturahmi dalam Islam bukan sekadar kewajiban, melainkan fondasi utama dalam membangun kehidupan yang penuh berkah dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Kategori :