SUMATERAEKSPRES.ID - Ampao, sebuah simbol keberuntungan dalam perayaan Tahun Baru Imlek bagi masyarakat Tionghoa, membawa cerita unik dan makna mendalam.
Dalam tradisi yang tak terlepaskan dari keseharian mereka, Ampao menjadi bungkusan merah yang sarat makna, dilarang diisi dengan angka ganjil.
Perayaan Imlek tahun 2575 Kongzili yang akan tiba pada 10 Februari 2024 menjadi momen dinantikan para pemburu Ampao dan lajang-lajang yang berharap mendapatkan keberuntungan finansial.
Sementara para dewasa yang telah menikah pun tak ketinggalan menyiapkan Ampao untuk dibagikan kepada anak-anak dan kerabat.
BACA JUGA:Dinner all You Can Eat Imlek Hanya Rp 155.000/ Orang
BACA JUGA:Bukan Hanya Barongsai, Yuk Mengenal 9 Tradisi Imlek di Indonesia
LingoAce, seperti dilansir SUMATERAEKSPRES.ID, menyebutkan bahwa Ampao berasal dari Tiongkok dengan nama asli Hong Bao.
Yang artinya adalah uang yang dibungkus dalam amplop merah dan diberikan pada acara khusus seperti perayaan Imlek atau pernikahan. Secara harfiah, 红 (hóng) berarti merah dan 包 (bāo) berarti bungkus.
Pemberian Ampao tidak sembarangan karena memiliki makna yang sangat diperhitungkan. Salah satu aturannya adalah larangan mengisi uang dalam Ampao dengan angka ganjil, yang identik dengan alam baka.
Angka empat pun harus dihindari karena dianggap memiliki makna kematian.
BACA JUGA:Sejarah Barongsai, Jejak Kesenian yang Meriahkan Perayaan Imlek
Penting juga untuk mengisi Ampao dengan hati senang, agar tidak mengurangi makna dan keberuntungan yang terkandung di dalamnya. Namun, orang yang belum menikah tidak diwajibkan memberikan Ampao.
Tradisi Ampao, meskipun saat ini sering dihubungkan dengan harapan keberuntungan dan nasib baik, memiliki asal-usul yang unik.
Salah satu cerita populer berasal dari Dinasti Song, menceritakan tentang seorang pemuda yatim yang menghentikan iblis jahat dan sebagai tanda terima kasih, masyarakat memberikan amplop berwarna merah.