PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Malam Minggu, Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) Jayo Wikramo Palembang dipenuhi semangat peringatan Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW tahun 1448 Hijriyah.
Dalam acara yang diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI), Imam Muda Masjidil Haram, Syech Abdul Basith Musfi, Lc, MA, menjadi salah satu penceramah yang mengguncang hati para jamaah.
Penceramah muda asal Sumenep, Madura, ini membawa nuansa kekinian dalam tausiyahnya yang berjudul 'Meneladani Kisah Perjuangan Nabi Muhammad SAW'.
Meski usianya masih muda, Syech Basith mampu menyampaikan pesan-pesan agama dengan penuh kefasihan.
BACA JUGA:BURUAN! Sisa 5 Hari Pendaftaan Bantuan Masjid-Musala. Lumayan Besar Lho
BACA JUGA:Masjid Lawang Kidul Masih Tetap Kokoh dan Dipertahankan Keaslian Bangunannya
"Sebelum diperintahkan Allah SWT untuk menjalani perjalanan Isra' Mikraj dari Masjidil Aqso ke Sidratul Muntaha, Nabi Muhammad diuji Allah SWT."
"Salah satu ujian berat adalah kehilangan dua pendukung utamanya, sang paman Abdul Mutholib dan istri tercinta Siti Khodijah," ungkap Syech Basith.
Dalam tausiyahnya, Syech Basith menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad SAW, dalam berdakwah, sering mendapat caci maki, hinaan, bahkan dilempari batu.
Meskipun mengalami penderitaan, beliau tetap berjalan kaki dalam menyebarkan ajaran Islam, menolak untuk menggunakan alat transportasi seperti onta agar tidak diikuti oleh kaum kafir Quraish.
BACA JUGA:KABAR GEMBIRA! Kemenag Buka Program Bantuan Masjid dan Musala, Begini Syarat dan Cara Daftarnya
BACA JUGA:Banjir, Tak Tinggalkan Ibadah, Warga Muba salat Jumat di Atap Masjid
"Nabi Muhammad mengalami berbagai penderitaan dalam berdakwah, bahkan sampai kening dan kakinya mengucurkan darah."
"Namun, beliau tetap teguh dan tidak menggantungkan diri pada alat transportasi yang dapat memudahkan perjalanan," jelas Syech Basith dengan fasih berbahasa Indonesia.
Menurutnya, perjalanan Isra' Mikraj Nabi Muhammad SAW memberikan pelajaran penting, yaitu pentingnya menyucikan dan membersihkan hati.