LAHAT, SUMATERAEKSPRES.ID - Cuaca ekstrem yang melanda kawasan Jarai Area tidak hanya mengakibatkan meluapnya sungai, tetapi juga menimbulkan longsor di Bukit Tanjung Agung, Desa Tanjung Agung, Kecamatan Sukamerindu, Kabupaten Lahat.
Kejadian ini mengakibatkan kerusakan parah pada lahan pertanian dan perkebunan milik warga setempat.
Menurut Yopi Alpinas, Kepala Desa Tanjung Agung, hujan deras yang terus menerus sejak Jumat malam (26/1) menjadi pemicu longsor tersebut.
"Bukit tersebut curas dan badas. Mungkin karena hujan terus menerus, sehingga bukitnya longsor," ungkap Alpinas.
BACA JUGA:BPBD Sumsel Gelar Rakor Penanganan Dampak Bencana Banjir dan Tanah Longsor
BACA JUGA:Waduh! Longsor Lagi di Yunnan, Sudah 2 Ditemukan Tewas, 47 Orang Masih Tertimbun
Bukit Tanjung Agung bukan hanya menjadi sumber mata air untuk Desa Tanjung Agung dan sekitarnya, tetapi juga menyediakan lahan pertanian dan perkebunan di bawah lerengnya.
Sayangnya, belum ada data pasti mengenai luas lahan yang rusak akibat runtuhan pohon dan material longsor.
Tidak hanya lahan pertanian, dampak longsor juga dirasakan oleh warga yang tinggal di pinggiran saluran air.
"Ada 33 rumah yang kemasukan air, terutama di pinggiran siring. Kerusakan terbesar dialami oleh lahan sawah dan kebun akibat longsor," tambah Alpinas.
BACA JUGA:TPS Rawan Longsor, Tempatkan Personel Khusus
BACA JUGA:7 Tanaman Ini Ampuh Mencegah Longsor, Mudah Tumbuh dan Ekonomis
Selain itu, banjir akibat luapan air sungai juga melanda beberapa desa di Kecamatan Jarai dan Pajar Bulan.
Sungai Lematang yang naik menyebabkan merendam rumah-rumah di Kelurahan Pasar Bawah dan Kota Jaya, Kecamatan Lahat, terutama yang berada di tepi sungai, yang hampir setiap tahun menjadi langganan banjir saat sungai Lematang meluap.
H Ali Afandi, Kepala Pelaksana Harian BPBD Lahat, mengungkapkan bahwa dari 24 kecamatan yang ada, 17 kecamatan termasuk daerah rawan banjir dan longsor.