MURATARA, SUMATERAEKSPRES.ID – Tanaman hortikulturakini terus dikembangkan Pemkab Muratara. Salah satu tanaman yang menjadi focusnya yakni tanaman jagung pakan ternak. Tanaman ini selain bisa menjadi basis pangan juga dalam perawatannya mudah. Tak hanya itu, jagung ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Muratara, Ade Mairi mengatakan, ada empat komoditi tanaman holtikultura yang mereka kembangkan di Muratara, sebagai tindak lanjut Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP). Keempat komoditi ini meliputi tanaman padi, bawang merah, cabai merah dan jagung,
Dikatakan, tanaman jagung dianggap salah satu komoditi yang mampu dikembangkan secara luas di wilayah ini. ‘’Perawatan lebih sederhana, tahan hama, dan harganya juga bernilai ekonomis. Jadi memang saat ini kita banyak membuka lahan untuk pengembangan jagung pakan ternak," katanya.
Ade Mairi mengatakan, dalam satu hektar paling tidak memerlukan 12 kg jagung butir, sebagai bibit untuk ditanam. Sedangkan untuk hasil pendapatan estimasi bisa mencapai 4-6 ton per hektar. ‘’Untuk masa tanam 3-4 bulan, kalau jagung manis cuma 2 bulan bisa langsung di panen," bebernya.
BACA JUGA:Fokus Tanam Bawang, Cabai dan Jagung, Ajak Warga Manfaatkan Lahan
Sementara itu, Putu salah satu petani jagung yang sempat dibincangi menuturkan, untuk harga jagung sendiri saat ini berkisar Rp6,5 ribu/kg di tingkat petani. Pendapatan petani, dari lahan satu hektar sekitar 4.200 kg selama empat bulan. Artinya bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp27 juta. "Modal awal itu tidak sampai Rp5 juta, karena setiap tanam jagung, itu cuma dua butir di tiap lobang. Kebutuhan yang paling banyak itu untuk pupuk dan upah panen," timpalnya.
Untuk saat ini harga jagung di pasaran berkisar Rp9 ribu/kg. Sedangkan harga di petani Rp6,5 ribu/kg. "Kalau di bagi total keuntungan petani itu dapat bersih Rp4 hingga Rp5 juta/bulan, lebih tinggi dari UMR," ucapnya.
Diakuinya, pertanian jagung lebih simpel ketimbang pertanian cabai dan padi. Meski harganya saat ini dikategorikan masih rendah di kalangan petani. Namun pasokan jagung saat ini masih sedikit, khususnya di wilayah Muratara. "Kalau kita panen itu rata rata yang beli banyak dari luar daerah. Seperti dari Jambi, Lampung, Palembang dan Bengkulu," pungkasnya.(zul)