Dijelaskan, penyebab epilepsi secara garis besar menjadi 2. Pertama epilepsi idiopatik atau epilepsi primer. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui.
Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi ini disebabkan oleh faktor genetik (keturunan). Kedua epilepsi simptomatik atau sekunder. Ini merupakan jenis epilepsi yang disebabkan sejumlah faktor seperti, tumor otak,pasca trauma kepala dan pasca stroke.
Apa epilepsi bisa diobati? Saat ini telah tersedia banyak obat-obat epilepsi yang dapat dikonsumsi untuk mengontrol kejang. "Tujuannya adalah penderita tidak mengalami kejang dan dapat menjalani aktivitas secara normal.
Dua pertiga penderita epilepsi tidak mengalami kejang selama mengkonsumsi obat ini bahkan hingga dapat menghentikan pengobatan secara bertahap setelah tiga tahun tidak serangan dengan obat,” tegasnya.
Namun sepertiganya mengalami kondisi yang disebut epilepsi resisten obat dimana tetap timbul kejang walaupun telah mendapatkan pengobatan yang optimal. Pada kelompok ini dokter dapat merekomendasikan tindakan pengobatan lainnya antara lain adalah bedah epilepsi.
"Saat ini di Palembang telah ada beberapa dokter spesialis saraf dan saraf anak yang dapat memberikan pelayanan pengobatan epilepsi," sambungnya.
Untuk pemeriksaan aktivitas listrik otak yaitu Elektroensefalografi (EEG) tersedia di 9 rumah sakit di Palembang. EEG dapat membantu dokter menegakkan diagnosa penyakit epilepsi dan mengevaluasi pengobatan epilepsi yang telah diberikan
Untuk mencegah serangan epilepsi, penderita harus mengonsumsi obat secara teratur, cukup tidur, dan tidak mengalami keletihan fisik serta psikis dan menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga, dan tidak merokok.
BACA JUGA:Epilepsi Bocah Kambuh, Tewas dalam Sumur
BACA JUGA:Masuk Sumur, Bocah Pengidap Epilepsi di Temukan Tewas
Saat ini penderita epilepsi mempunyai komunitas untuk berbagi, antara lain kelompok Peduli Epilepsi Palembang sebagai tempat berbagi informasi tentang epilepsi bahkan terkadang saling membantu jika ada penderita yang kekurangan obat epilepsi tertentu.
Dunia memperingati Hari Epilepsi Internasional setiap Senin, minggu kedua bulan Februari dan Hari Peduli Epilepsi #Purple Day# setiap 26 Maret.
Pada saat itu biasanya diadakan serangkaian kegiatan dan tahun 2022 (tema 50 langkah peduli epilepsi) telah diadakan webinar dan penyuluhan tentang epilepsi bagi masyarakat umum. (nni/fad)