PSSI dan Nyali Perbaikan Sepak bola Nasional

Senin 06 Feb 2023 - 20:28 WIB
Oleh: admin

Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI akan berlangsung pada 16 Februari, dengan salah satu agendanya pemilihan Ketua Umum PSSI periode 2023-2027. Sejauh ini telah terdaftar lima Calon Ketua Umum PSSI yang bakal bersaing memperebutkan 86 suara plus satu suara dari federasi tambahan. Mereka adalah La Nyalla Mahmud Mattalitti, Erick Thohir, Arif Putra Wicaksono, Doni Setiabudi, dan FaryDjemy Francis.

Terlepas dari siapa pun yang bakal terpilih dan diamanati menahkodai PSSI nanti, gagasan mereka tentu akan menjadi “barang berharga” untuk menerapi iklim sepak bola nasional yang saat ini memang sedang tidak baik-baik saja dan masih dirundung banyak masalah.

Masalah Sepak bola Indonesia

Bicara iklim sepakbola Indonesia saat ini, tak berlebihan jika disebut lebih banyak masalahnya ketimbang prestasinya. Meski sepakbola sangat populer di negeri ini, tapi cerita sepakbola Indonesia tetap saja masih minim prestasi. Sepak bola juga belum bisa dikemas menjadi industry yang menguntungkan. Bahkan, gelaran sepakbola yang hakikinya suatu hiburan yang menyenangkan justru masih dihantui oleh kerusuhan dan tragedi.

Publik tahu, tragedy Kanjuruhan ini tergolong luar biasa. Untuk itu, tak heran jika kemudian muncul desakan agar Ketua Umum PSSI mengundurkan diri dan segera digelar KLB. Bahkan publik pun akhirnya memaklumi ketika muncul kebijakan penghentian sementara jalannya liga sepak bola sebagai dampak dari tragedi itu.

Penghentian jalannya liga sepak bola tersebut tentu menambah catatan jumlah penghentian kompetisi sepakbola sejak era Liga Indonesia bergulir pada 1994. Sebelumnya, ada empat momentum yang membuat sepakbola Indonesia berhenti yakni karena krisis moneter pada 1998, pembekuan PSSI pada 2015, dan pandemi COVID-19 pada 2020.

Momentum Perbaikan 

Dalam pandangan penulis, tanpa menafikan dedikasi dan kompetensi kandidat yang lain, sosok Erick Thohir dinilai paling tepat untuk menahkodai PSSI kedepan. Ia juga dipandang memiliki kemampuan mewujudkan harapan public terkait perbaikan ekosistem dan prestasi sepak bola nasional. Beberapa fakta berikut setidaknya menjadi dasar penilaian tersebut.

Pertama, Erick Thohir memiliki rekam jejak yang baik di dunia olahraga. Sosok yang digelari “Bapak Basket Indonesia” ini merupakan pendiri sekaligus pemilik klub basket Satria Muda dan pernah sebagai pemilik klub bola basket NBA Philadelphia 76 ers. Dia juga pernah menjabar Ketua PB Perbasi periode 2006-2010, Presiden SEABA mulai 2006 hingga sekarang, dan beberapa jabatan penting di FIBA.

Sukses Erick di basket membuatnya berani merambah keolahraga lain, seperti sepakbola. Pada tahun 2012, dia menjadi pemilik saham mayoritas klub MLS DC United.Kemudian pada 2013, dia mengakui sisi saham mayoritas Inter Milan dan menjadi presiden klub tersebut.

Portofolio menawan Erick Thohirdi dunia olahraga belum berhenti. Erick sukses menjadi Ketua Panitia Asian Games 2018. Bahkan tahun 2015, saat kompetisi liga berhenti sebagai imbas pembekuan PSSI, dia selaku Presiden Komisaris Mahaka Sports and Entertainment sukses menggelar Piala Presiden, bahkan even tersebut menjadi ajang pramusim yang terus dijalankan hingga saat ini.

Kedua, Erick Thohir merupakan seorang birokrat berkinerja baik. Hasil survey Poltracking Indonesia pada 21-27 November 2022 menempatkan kinerja Menteri BUMN, Erick Thohir, diposisi kedua dalam tingkat kepuasan masyarakat (59,4%), hanya sedikit di bawah kinerja Menhan Prabowo Subianto (61,4%).

Erick Thohir juga menduduki peringkat teratas dalam Menteri Terbaik Jokowi Versi Netizen di Penghujung 2022, sebagaimana hasil survey Media Wave setelah melakukan monitoring dan analisis percakapan dan pemberitaan media social terkait menteri Kabinet Indonesia Maju, periode 1-31 Desember 2022.

Ketiga, Erick Thohir memiliki visi dan nyali kuat untuk memperbaiki sepak bola nasional. Sebagai sosok yang bukan orang baru di dunia sepak bola, Erick Thohir tentu memiliki segudang pengalaman nasional maupun internasional yang dapat diaplikasikan untuk melahirkan sejarah baru di dunia sepak bola Indonesia.

Di sejumlah kesempatan dia mengungkapkan bahwa PSSI harus dibongkar total demi menciptakan ekosistem sepak bola Indonesia yang lebih baik. Dia juga mengaku memiliki nyali untuk membersihkan tangan-tangan kotor dari sepakbola Indonesia demi terwujudnya sepakbola yang bersih dan berprestasi.

Dalam pandangannya, untuk perbaikan sepak bola Indonesia diperlukan kerjasama antara PSSI, supporter, pemilik klub, wasit, dan exco. Dia tidak ingin sepak bola yang sudah menjadi olahraga nomor satu di negeri ini dikotori dengan perpecahan, ketakutan, bahkan tragedy kemanusiaan.

Sebagaimana termuat di video salah satu channel youtube berjudul "Erick Thohir Bicara Nyali Bersihkan PSSI" Jumat, (20/1/2023), Erick Thohir menyampaikan pentingnya menciptakan ekosistem dalam mendukung sepak bola Indonesia. Baginya, yang dibutuhkan PSSI untuk maju hari ini adalah nyali untuk menerobos keterbatasan, dan berani menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan industry sepak bola nasional. Dia pun lagi-lagi menegaskan bahwa agar sepakbola Indonesia bersih dan berprestasi diperlukan nyali untuk memastikan sepakbola menjadi lebih baik, dengan memberantas mafia sepakbola dan tidak mengotorinya dengan kepentingan individu/politik.

Yang tak kalah pentingnya, Erick Tohir juga memandang perlunya roadmap sepak bola nasional, semisal Jepang yang sudah ada roadmap sepak bolanya untuk 100 tahun kedepan.

Demikian, tiga hal yang menurut penulis menjadi acuan kenapa Erick Tohir dinilai layak untuk memimpin PSSI. Tentu masih banyak hal lain yang masih dielaborasi dari sosok ini, seperti terutama gaya komunikasinya yang baik dan kepiawaiannya dalam mengelola industry olahraga.

Kita tentu berharap kompetisi menuju KetuaUmum PSSI kali ini bukan sebatas kalkulasi siapa mendapat dukungan suara berapa. Tapi yang lebih penting dari itu, kompetisi tersebut sejatinya harus mampu menghadirkan adu gagasan terbaik untuk membenahi system sepak bola nasional yang saat ini sedang berada di titik nadir terendah.

Penulis berkeyakinan setiap pemegang suara dalam Kongres PSSI ini memiliki mimpi yang sama demi kemajuan persepakbolaan tanah air. Semua ingin sepak bola nasional kedepan bersih, profesional, dan berprestasi. Jika untuk mewujudkan hal itu dibutuhkan sosok KetuaUmum PSSI yang memiliki nyali, para voters pun sejatinya sudah cukup memahami siapa sosok yang bernyali itu.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait