Lion Air Berencana IPO, Incar Dana Segar Rp7,77 Triliun

Sabtu 13 Jan 2024 - 20:00 WIB
Reporter : Rendi
Editor : Dandy

PALEMBANG, SUMATERAEKSPRES.ID - Maskapai Lion Air, PT Lion Mentari Airlines berencana melakukan penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO) dengan mengincar dana segar sebesar US$ 500 juta atau Rp7,77 triliun (kurs dollar Rp 15.558).

"Maskapai swasta terbesar di Indonesia sedang bekerja sama dengan para penasihat mengenai penawaran potensial yang dapat dilakukan segera setelah akhir tahun ini," kata sumber Bloomberg, akhir pekan lalu. "Perusahaan dapat mengumpulkan USD 300 juta hingga USD 500 juta," imbuhnya.

Meski begitu, sumber Bloomberg yang enggan disebut namanya itu menyebut hingga kini pertimbangan masih sedang dilakukan. Bahkan ada kemungkinan waktu IPO masih bisa berubah. “Pertimbangan sedang berlangsung dan rincian seperti ukuran dan waktu IPO masih bisa berubah,” kata sumber tersebut. Terkait kabar ini, manajemen Lion Air enggan berkomentar.

BACA JUGA:4 Maskapai Extraflight, Jalintim Mulai Padat, Deteksi 52 Titik Rawan Perjalanan KA

BACA JUGA:Asing Lirik Maskapai Nasional

Menurut data yang dihimpun Bloomberg, pencatatan saham nantinya akan menjadi dorongan bagi pasar IPO Indonesia. Di sisi lain, Indonesia berada di peringkat keenam dunia dalam jumlah IPO pada tahun 2023 dan kesembilan dalam hal pendapatan. Dengan masuknya Lion, maka akan menambah jumlah emiten maskapai bursa antara lain PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP), hingga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Sebelumnya, Lion Parcel, anak usaha Lion Air Group juga berencana melakukan initial public offering (IPO) pada tahun 2024. Hal tersebut disampaikan oleh Chief Marketing Officer Lion Parcel, Kenny Kwanto. Meski begitu, Kenny belum bisa memastikan rencana tersebut akan dilakukan pada triwulan berapa. Pasalnya, Lion Parcel masih perlu melihat perkembangan kondisi market sebelum perusahannya menjadi go publik.

"Secara timing masih belum bisa kita tentukan kapan, karena kita masih terus wait and see sih kondisi marketnya. Karena di tahun depan ada Pemilu, kita pengen lihat dulu perkembangannya seperti apa," kata Kenny. Kalau tahun ini mungkin belum, tapi kemungkinan kayanya tahun depan. “Lihat kembali lagi, banyak faktor makronya yang mau kita tunggu sih. Salah satunya Pemilu," sambung Kenny. (jp/fad)

 

 

Kategori :