Jangan Terbuai Janji Manis, Kenali Rekam Jejak Caleg

Jumat 29 Dec 2023 - 17:00 WIB
Editor : Edi Sumeks

SUMATERAEKSPRES.ID - Pemilu sudah dekat. Kini para calon anggota legislatif (caleg) sudah melakukan berbagai kampanye. Memang saat ini sudah memasuki masa kampanye.  Mereka pun mulai obral janji.Tujuannya tak lain untuk menarik simpatik masyarakat

DALAM pelaksanaan pesta demokrasi, seluruh komponen masyarakat diharapkan berpartisipasi sebagai pemilih yang baik dalam perhelatan kontestasi politik musim ini. Tentunya dapat ikut serta menyalurkan hak suara. Bersama-sama menentukan pemimpin bangsa dan daerahnya yang akan menentukan nasib ke depan. 

Akademisi Fakutlas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Unsri Sofyan Effendi, SIP M.Si memberikan pemahaman bagaimana menjadi pemilih cerdas.  ''Jelang pemilu, para kandidat dan partai politik (parpol) aktif berkampanye merebutkan kursi presiden, kepala daerah, atau legislatif. Sebagai pemilih cerdas jangan hanya diam. Justru, saat inilah perlu mencari tahu,  siapa dan background para kandidat yang kini sedang berkampanye. Agar jangan sampai menyesal, atau merasa salah pilih, apalagi terpedaya dengan janji manis para caleg,'' katanya.

Dikatakan, cerdas memilih para calon peserta pemilu 2024 ini adalah poin penting bagi pemilih menentukan pemimpin yang terbaik. Penyampaian program kerja, visi misi saat kampanye memang jadi salah satu tolak ukur. Tapi itu tidaklah cukup, kita harus lihat juga rekam jejak dia selama ini ditengah masyarakat," ujar ketua jurusan hubungan Internasional FISIP Unsri ini. 

BACA JUGA:Transaksi Mencurigakan Rekening Ribuan Caleg

BACA JUGA:Terima Satu Pengunduran Ketua RT karena Jadi Caleg

Jika salah satu caleg pernah menjadi anggota dewan (incumbent), lanjutnya, pemilih bisa menilai bagaimana mereka mengimplementasikan program kerja yang pernah di cetuskannya sejak 2019. "Nah ini kan terlihat rekam jejak mereka itu, apakah mereka amanah sebagai anggota legislatif. Visi misi mereka saya yakin semua bagus, tetapi coba lihat rekam jejak saat menduduki kursi dulu, apakah di tengah masyarakat mereka amanah," jelas Sofyan. 

Lalu, lihat program kerja yang disampaikan rasional tidak untuk di laksanakan. ''Jangan sampai diawal manis- manis, kemudian berdalih tidak bisa terwujud karena alasan ini itu.  Karenanya sebagai pemilih kita harus cerdas memilih calon- calon yang ada. Jangan terpengaruh, jangan melihat hanya visi misi yang bagus. Namun, juga lihat rekam jejak kepemimpinanya selama ini. Sehingga bisa menentukan mana yang amanah dan tidaknya,'' katanya.

Apalagi bagi generasi muda yang disebut sebagai generasi emas, keikutsertaannya sangat diharapkan.  ''Generasi muda punya kecenderungan lebih cerdas dalam memilih. Karena lebih sering berhadapan dengan informasi yang cepat di media sosial. Rekam jejak para calon itu perlu kita lihat. Bisa kita telusuri, apalagi di internet dan media sosial banyak informasi berseliweran selama ini seperti apa," tukas Sofyan.

Bagi pemilih pemula, yang masih awam akan Pemilu masih perlu diarahkan agar bisa mengenali para calon yang akan dipilih nantinya. ''Cara yang dapat dilakukan adalah melalui sosial media yang sangat akrab dengan generasi muda,'' ujarnya.

BACA JUGA:Oknum Kades Ajak Coblos Caleg Tertentu, Bawaslu Ogan Ilir-Sumsel Turun Tangan

BACA JUGA:Kades Ini Ladas Kalau Ada Masalah, Berani Jadi Timses, Dukung Salah Satu Caleg

Begitu juga dengan wajah- wajah caleg baru yang tampak mencalonkan diri. Meskipun belum punya pengalaman duduk di kursi politik, namun mengenal rekam jejaknya juga perlu. "Masyarakat bisa menilai, bagaimana sikap caleg sebelumnya. Apabila diketahui sudah sejak lama menginvestasikan dirinya di bidang sosial, biasanya mudah- mudahan kedepannya bagus. Bukan yang pas dekat pemilihan baru ada kendak (mau). Amanah atau tidak baru ketauan saat mereka menjabat," terangnya. 

Masyarakat tidak harus mengenal person secara individu. Tapi lebih kepada mengenal sosok dan rekam jejak perjalanan hidupnya seperti apa.  Terlepas dari itu, keterlibatan KPU dan Bawaslu juga penting untuk ikut mengkampanyekan pemilih yang cerdas. 

Lebih jauh lagi, mengenai strategi money politic yang banyak dianggap sebagai suatu kewajaran. "Hanya diiming- imingi nominal Rp100- 200 ribu, pemilih jangan mudah memberikan suaranya untuk dijabat 5 tahun kedepan," sebutnya. 

Kategori :